Adfly

Saturday, December 23, 2017

Jav Ngentot mama


Digital currency exchange rates listing

Langsung Ini dia Link nya....

Server 1 : Download

Server 2 : Download

Full Version : Download
Tags : ngentot mama indo,ngentot mama montok,ngentot mama saat papa keluar kota,ngentot mama pas hujan

Tuesday, August 29, 2017

Video Ngentot Hot

Kali ini saya akan mengshare video ngentot terbaru Bagai mana Review nya Ini dia....



Gimana ...? HOT Gak....
Langsung aja Link nya

                                                     DOWNLOAD HERE

Wednesday, May 24, 2017

Cerita Sex Ngentot Anak Tante.

cerita ini benar benar terjadi kepadaku saat aku masih sekolah SMP, aku yang sekarang sudah berumur 20 tahun dan menjadi mahasiswa disalah satu PTS di kotaku, aku anak pertama dari 3 saudara yang mana saudaraku laki laki semua, kejadian ini bermula dari keponakan anak dari tanteku menginap dirumahku, karena tante menginginkan anak perempuannya bersekolah yang terkenal di kotaku.

Dia bernama azni,dia gadis yang bisa dibilang lumayan cantik.dengan tinggi badan 167 cm,kulit putih rambut lurus.pokoknya yang liat dia dijamin bakal naksir.Setelah beberapa bulan berjalan,ternyata dia jadi idola para cowok disekolahnya.

Sering dia dianter pulang sama cowok dan biasanya sampai si cowok maen kerumahku.singkat cerita,saat itu rumahku dalam keadaan sepi karena ortuku sama adik-adikku pergi untuk menghadiri acara pernikahan saudara diluar kota.

Saat itu aku sedang tidur dikamar dan tiba-tiba terdengar ada suara motor yang parkir diteras depan rumahku.terus aku intip dari jendela kamarku.ternyata itu suara motor cowoknya azni yang sedang mengantar pulang azni.sampai dirumah ternyata si cowok itu gak langsung pulang dan mampir dirumahku.aku terus mengintip dia dan akhirnya mereka masuk ke ruang tamu.

Terus aku intip apa yang mereka lakukan.dan ternyata sekarang sepupuku itu lagi mesra-mesraan.aku liat mereka sedang ciuman bibir dan terus aku lihat sampai si cowok itu berhasil membuka bra sepupuku itu.aku kaget setengah mati,ternyata sepupuku yang terlihat pendiam,

Alim mau begituan juga.mungkin sepupuku itu berfikir bahwa dirumah tidak ada orang sama sekali dan dia gak menyadari kalau aku dirumah.setelah puas menghisap puting azni,cowok itu kemudian mulai membuka rok azni.aku sendiri ikut terangsang melihat adegan nyata itu.bodi azni yang semok,puting azni yang masih merah merona dan paha azni yang putih mulus membuat penisku pun ikut berdiri.

Tanpa sadar aku mengocok penisku sendiri sambil melihat adegan itu.aku liat si azni mulai kelojotan menahan kenikmatan karena vaginanya dijilat cowoknya.pada saat itu azni sudah tidak memakai pakaian sehelai pun.dan akhirnya cowoknya azni mulai mengarahkan penisnya kevagina azni.perlahan tapi pasti penisnya mulai memasuki vagina azni.

Dan akhirnya masuk semua penisnya kevagina sepupuku itu.pada saat itu pun aku sangat bernafsu dan semakin cepat mengocok penisku sendiri.akhirnya keluar sperma ku dan kusudahi aksi ngintipku itu.aku pun kembali kekamar dan tidur.

Semenjak kejadian itu,aku sering membayangkan bisa menikmati tubuh sepupuku itu.berbagai rencana telah aku rencanakan,tetapi belum ada yang pas.aku pun sering menyelinap masuk kekamar sepupuku pada saat tengah malam.

Saat dia sedang tidur pulas,aku hanya berani memandangi wajah cantiknya sambil ngocok penisku.aku sama sekali tidak berani menyentuh dia karena takut terbangun.apa jadinya kalau dia terbangun saat aku bertindak begituan sama dia,bisa-bisa dia teriak dan keluargaku tau,kan bisa jadi kasus yang memalukan.

Sampai suatu hari aku menemukan ide untuk bisa menikmati tubuh sepupuku itu.yaitu dengan cara membeli obat tidur yang dosisnya cukup tinggi.jadi saat aku menggrayangi tubuh azni,dia gak bakalan bangun dan tak sadar.

Singkat cerita aku telah membeli obat tidur itu.Rencana itu sudah aku rencanakan jauh-jauh hari.Saat ortu dan adik-adikku tidak ada dirumah aku siap melancarkan niat bejatku itu.saat itu hanyalah aku dan azni yang berada dirumah.saat azni sedang makan,aku mendekati dia.aku basa-basi dengannya,

” mbak,tolong bikinin aku telor goreng sih”.terus azni menjawab “bikin telor goreng aja nyuruh mbak,mang kamu bikin sendiri gak bisa apa fer??”.

” yeh lagi males nih mbak,,lagian aku juga ingin mencicipi telor goreng bikinan mbak” kataku.”iya deh mbak bikinin”.Akhirnya azni meninggalkan piringnya yang belum selesai makannya.waktu liat piring azni,aku gak sia-siakan kesempatan ini.aku campurkan obat tidur dosis tinggi itu kepiring azni.beberapa saat kemudian azni kembali,” tuh telor pesanmu dah jadi”,” makasi ya mbak” kataku.

Azni pun melanjutkan sisa makannya dengan tidak sadar bahwa makanannya telah aku beri obat tidur.setelah selesai makan,azni pun menuju kamar dengan sempoyongan.mungkin karena reaksi obat tidur itu.aku pun mengikuti perlahan dari belakang dan ternyata dia dah tidur lelap di atas ranjang.terus aku masuk kekamarnya.karena aku masih ragu dengan kehebatan obat itu.

Untuk membuktikannya aku coba membangunkan azni dengan cara aku tampar mukanya dan ternyata tidak ada tanda-tanda dia mau bangun.aku pun mengunci kamar dan mulai melakukan aksiku.kucopot satu persatu pakaianku,sampai akhirnya aku pun bugil.terus aku mulai berani menyentuh tubuh sepupuku itu.

Perlahan-lahan aku mulai menggesekan batang kemaluan ditelapak kakinya.kontolku pun langsung berdiri tegak,layaknya roket yang siap diluncurkan.aku mencium kening sepupuku itu dan berbisik “maafin aku ya mbak,tapi aku butuh tubuh mbak”.azni pun masih tertidur pulas.terus aku cium bibirnya dengan nafsu.mulai melepaskan baju dan bra nya.

Aku hisap putingnya dan mengocok penisku diantara kedua payudaranya dengan nafsu.terus aku buka rok dan cd nya.dan akhirnya sepupuku itu tidak memakai pakaian sehelai benang pun.aku jilat vaginanya,trasa wangi.mungkin karena dia rajin merawat vaginanya.setelah puas menjilati vagina azni,aku pun sudah tidak sabar lagi untuk menikmati lubang kenikmatan anak tanteku itu.aku angkat kedua pahanya,terus aku ganjel pantatnya dengan bantal supaya posisi vaginanya agak tinggi.

Terus aku mulai mengarahkan penisku kevaginanya.aku dorong sudah masuk kepala penisku,aku dorong lagi dengan kuat dan akhirnya batang kemaluanku masuk semua kevagina sepupuku itu.aku mulai memompa penisku,rasanya nikmat banget dan belum pernah aku ngerasain nikmat yang luar biasa seperti ini.

Setelah sekitar 10 menit,aku merasakan mau mengeluarkan sesuatu yang sangat kuat dari penisku.aku tekan kuat-kuat penisku sampai dinding rahim azni dan crot,,,crot,,,crot,,,crot,,,.entah berapa banyak sperma yang kukeluarkan didalan vagina azni.dengan posisi penisku masih menancap di vagina azni,aku peluk tubuhnya dengan kuat sambil melumati bibirnya.

Setelah beberapa menit kemudian aku pun bangun.karena belum puas aku mengulangi adegan itu sampai 3 x.sampai penisku bener-bener loyo.setelah puas aku bersihkan tubuh dan vaginanya sampai benar-benar bersih,supaya dia tidak sadar kalau aku telah menyetubuhinya.aku pakai kan lagi semua bajunya hingga rapi dan seakan-akan tidak terjadi apa-apa.saat aku mau meningalkan kamarnya,aku penasaran dengan buku yang terselip di sprei kamarnya.

Terus aku lihat dan ternyata itu buku diary.karena penasaran isinya apa aku baca dari awal.dan ternyata isi mengejutkan,ternyata dia sering ML dengan cowoknya.tapi dia mempunyai jadwal ML dengan cowoknya.memperhitungkan tanggal saat dia lagi tidak subur,baru dia berani ML ma cowoknya.tapi yang lebih buat jantungku copot,saat aku baca status diary hari kemaren.

Statusnya gini ” maaf ya cowokku yang paling kusayang,untuk beberapa hari ini ayang puasa dulu ya coz azni lagi subur nih,azni kan takut klo sampe hamil”.

Aku terus berfikir “duh gimana nih,klo azni hamil dan mengandung anakku,tadi kan semua spermaku aku keluarkan didalem vagina azni”.

ah masa bodohlah,lagian klo dia benar-benar hamil atas perbuatanku ini kan gak ada orang yang tau termasuk azni sendiri dan pastinya cowoknya yang suruh tanggungjawab”,setelah berfikir demikian aku pun lega.

Pukul 6 sore pun azni pun terbangun dan menemuiku.aku pun berbasa-basi seakan tidak terjadi apa-apa ” duh mbak ini,jam segini kok baru bangun,belum mandi lagi”,

“emang ini jam berapa fer?” ,,,”jam 6 sore mbak,mana ortuku belum pulang lagi”,,”gak tau nih fer,tadi siang abis makan kok kepala mbak pusing banget”,,”ah,,,masuk angin kali mbak,sini aku kerikin”,,,

”ah gak usah lha minum obat juga pasti sembuh,ya dah mbak mau mandi dulu” jawabnya.aku pun lega ternyata azni tidak sadar kalau aku telah menyetubuhinya.

hari-hari berikutnya semua berjalan dengan normal,seakan tidak pernah terjadi apa-apa.aku dan azni pun masih seperti biasanya dan tak ada rasa canggung sama sekali.sampai 2 bulan kemudian mendengar kabar mengejutkan.azni berterus terang kalau dirinya sedang hamil di luar nikah.terus aku langsung menyadari kalau janin yang di kandungnya itu adalah anakku.

Ibu dan ayah ku pun bagai disambar petir di siang bolong.setelah didesak lelaki mana yang telah menghamilinya,azni sambil menangis mengakui kalau cowoknya yang telah menghamilinya.aku pun lega ternyata azni tidak menyadari bahwa aku yg telah menghamilinya.

2 hari kemudian diadakan rapat keluarga dan semua keluarga besarku datang juga perwakilan keluarga cowoknya azni.setelah mendapatkan hari yang pas,akhirnya diadakan pernikahan.

Setelah menikah azni ikut bersama suaminya yang kebetulan suaminya itu anak orang kaya.semakin hari perut azni semakin membesar,dia dan suaminya pun sering berkunjung kerumahku yang kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh.sampai 7 bulan kemudian azni melahirkan bayi laki-laki dengan normal.aku pun lega karena darah dagingku itu bisa lahir dengan selamat.

Setelah beberapa tahun kemudian,nampak jelas anak azni mirip denganku.tapi semua orang tidak ada yang menyadari kalau anaknya azni itu anakku.mungkin orang-orang berfikir anaknya azni mirip denganku karena azni dan aku masih ada ikatan keluarga jadi wajar kalau anaknya azni mirip denganku.

Aku pun sangat menyayangi anaknya azni yang juga merupakan darah dagingku sendiri.setelah itu aku mencoba melupakan semua kejadian itu.tapi sampai sekarang pun aku belum bisa melupakannya dan mungkin butuh seumur hidupku untuk melupakannya.

TAMAT

Friday, May 19, 2017

Cerita Sex Ngentot Adik Kelas Imut

Perkenalkan nama saya Andri. saya berumur 16 tahun dan saya masih sekolah di salah satu SMA,saya kelas 10, saya di sekolah mengikuti ekskul yakni pramuka.saya mempunyai adik kelas yang cantik dan saya sukai dia juga anggota pramuka namanya Fena dia itu anaknya cantik, berjilbab, ukuran bra dia 34b , dia adalah sekrtetaris pramuka yang baru karena angkatan saya sudah tidak aktif lagi.

hari itu hari sabtu saat kegiatan sekolah hanya latihan ekskul , saya pun ikut kegiatan hari itu karena melatih anak-anak anggota baru, saat jam 13.30 kegiatan pramuka pun berakhir dan berhubung rumah saya dekat dengan sekolah saya mengurungkan niat saya untuk langsung pulang dan mengobrol dengan teman, saat teman saya pulang saya pun akan pulang namun suara musik di sanggar pramuka membaut saya untuk melihat ke sanggar pramuka oh iya di sanggar pramuka di dalamnya berisi matras untuk latihan peralatan pramuka dan juga wifi hasil patungan anggota pramuka,

saat saya liat di jendela saya melihat Fena sedang asyik mengetik sambil mendengarkan musik, saya pun membuka pintu sanggar pramuka dan menggangetkan dia "eh kaka.. kirain siapa" dia berkata seperti itu dan saya pun masuk ke sanggar sambil berkata
" iya Na, knapa blum pulang lu?" tanya saya sambil duduk di samping dia.

"iya nih ka lagi bikin surat dulu Fenanya sekalian wifian gratis" saya sempat tertegun saat duduk di samping dia karena dia memakai kemeja pramuka yang kerahnya agak lebar saya sedikit melihat gundukan dada nya yang ranum
"oh gitu lu, boleh kakak temenin? kakak lagi males pulang nih lagian rumah kakak deket"

dia pun menjawab "iya boleh kak, eh kak hampir selesai nih suratnya, tapi Fena bt searching apaan ya kak yg seru?" entah setan darimana saya langsung berkata

"siniin laptopnya biar kakak cari yang seru-seru, tapi kamu jangan marah ya" dia menjawab dengan entengnya

"iya kakak" saya pun mengetik di google cerita seks terbaru dan saya klik judul cerita hilangnya keperawananku, Fena sempat berkata kepada saya

"ih kakak jorok malah buka cerita gitu katanya mau buka yang seru" saya pun menjawab

"iya ini kan seru kalo ga percaya baca aja sendiri sama Fena" dia pun mengambil laptopnya dari pangkuan saya dan membaca nya sambil bicara

"coba Fena baca ya kalo ga seru awas".. sekitar 5 menit dia membaca mulai ada perubahan di mukanya yang mulai memerah, dia berkata

"ah gak seru kak ah" aku pun mencoba mencari kesempatan dan berkata "kalo mau yang lebih seru gimana kalo kita liat video nya lu, mau gak ?"

"hmm gimana ya kak, boleh deh coba liat" jawab dia dan saya mulai mencari video bokep di google dengan judul video porn japanese gangbang , itu judul favorit ane, setelah nemu video nya saya klik dan mulai video tersebut dengan cerita anak sekolah jepang yang di perkosa di bawa ke kamar mandi , saya melihat perubahan lagi dari si Fena nih dan saya mulai mencari kesempatan saya rangkul pundak dia dan ngebisikin

"seru ya Na" dia cuma jawab "ahh kakak jangan gitu, iya kak seru" saat dia bilang seru saya makin berani kepada dia , saya mulai mencium pipi dia,

dia bilang"ah kakak ngapain ih nyium Fena" namun tak ada perlawanan dari dia, dan saya pun mencoba memalingkan wajahnya agar berhadapan dengan saya dan dia tidak menolak,

saya mulai mendekatkan bibir saya dengan bibir dia, saat mulai bersentuhan saya tahan muka dia, sekitar 2 menit bibir saya menempel di bibirnya dan saya mencoba membuka bibirnya dan dia tidak menolak,

saya mulai mendengar desahan dia.. ahhh... kakak.. dia mendesah seperti itu dan tangan saya mulai nekat untuk menyentuh dada nya yang terbungkus kemeja coklat dengan kacu pramukanya , terasa kenyal dan hangat,

tak ada penolakan dari dia dan saya mulai berani membuka kancing kemeja pramukanya di melepaskan ciuman nya "ahh kakak jangan Fena takut" tapi saya sudah kepalang tanggung dan berbisik kepada dia

" jangan takut lu nikmatin aja" saya pun melanjutkan membuka kemeja nya dan saya buka kacu pramukanya agar lebih gampang dan saya mencobameloloskan kemejanya melewati tangan dia tanpa penolakan,

dia berkata "kakak buka jilbab lulu, hati-hati kak..ahhh" saya pun membuka jilbabnya dan membuat rambutnya terurai ke bawah dan tinggalah dia dengan keadaan memakai tangtop krem serta bra berwarna hitam dan rok coklatnya..
saya pun mencoba membuka tangtop dan branya tanpa perlawanan sama sekali,, dan terpangpanglah bukit yang masih ranum dan kenyal, saya mulai meremas dada kaanannya dia hanya mendesah

"Na laptopnya matiin aja ya kan kita lagi seru nih" bisik saya dia menjawab
"iya kak ahh" saya pun mematikan laptop dan mencoba menidurkan lulu di matras yang ada di sanggar yang biasanya matras itu di pake untuk camping saja.. Domino 99

saya emut dada kiri dia dan dada kanannya saya remas ..

ahhh kaakkk ahh pelan..pe..laan geli..

hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut dia dan saya mencoba membuka rok nya dengan membuka sabuk pramukanya dan meloloskan rok nya ke bawah, tinggal dia memakai CD berwarna hitam yang membuat kontol saya semakin tegang,

saya mencoba mengelus memek dia dari luar CD nya terasa CD nya basah .. dia tambah mendesah dan berkata.. ahhh..kak...hati-hati lulu masih perawan...ahh.. terbayang saya sebentar lagi akan memperawani adik kelas saya yang cantik.. dan saya pun mencoba melorotkan CD nya ke bawah dan berhasil .. ahh saya semakin tegang saja melihat memek yang masih rapet mungil dengan di tumbuhi rambut yang tidak terlalu banyak..

saya mencoba mengelus-elus memeknya dengan tangan kiri saya serta mulut saya menghisap dada dia.. dia hanya mendesahh keenakkan dan saya mencoba membawa tangan dia agar berada dicelana PDL saya dan merasakan kontol saya yang tegang, dia hanya menurut..

saya membuka baju kaos olahraga saya dan membuka celana serta CD saya dan terlihatkan burung saya yang sudah tegang dia berkata "besar kak.. pelan-pelan...ahhh" kata-kata itu terputus karena saya mencoba mengorek memek dia dengan jari saya..

lalu saya menempatkan mulut saya di depan memek dia yang masih perawan .. saya mulai menjilatinya.. ahhh ahhh ahhh kak ahh ahh.... memek dia semakin basah saja saat saya jilat.. ahh kakak ohh kak ahhh uda...hhh kak.. lu...lu ga ku...atttahhhhhh .. dan menyemburnlah cairan orgasme dia dan saya jilati terasa gimana gitu dan harum memek dia.. saya lalu bangkit lulu masih terengah-engah akibat orgasme nyaa dan saya sodorkan kontol saya di depan mulut Fena dan berkata "isap sayang kontolnya" awalnya dia hanya berani menjilati batang kontol saya namun akhirnya dia mau menyepong kontol saya..
terasa sudah sangat jago dia menyepong kontol saya.. saya pun mendesah dan bertanya ahh Na enak banget sepongan kamu, pernah nyepong ya lu? dia pun melepaskan kontol saya dan menjawab "iya kak pernah nyepong kontol pacar Fena, tapi nyepong aja kak" dalam hati saya berkata pantesan enak banget sepongannya kaya sepongan tmen aku yang udah sering ML..

saya pun bangkit dan merasa ini saatnya memperawani memek dia.. saya lebarkan pahanya dan memamerkan memek perawannya .. dia berkata.. hati-hati kakak.. saya pun mencoba menggesek-gesek kontol saya di memeknya terasa hangat dan basah dari cairan memeknya yang mulai basah lagi dan saya mencoba menekannya dan ahhh,, desahan dia dan ternyata kontol saya baru masuk kepalanya saja dan saya mencoba menekan dengan keras dan..

ahhh kakakkk saa....kitt.. terasa kontol saya merobek sesuatu di dalam memeknya dan saya lihat memeknya sedikit berdarah.. saya mencoba berkata kepada dia .. tahan ya sayang bentar lagi enak koq.. saya mencoba menghisap dada dia agar dia kembali teransang dan sekiitar 2 menit saya menghisap nya mulai dia berdesah kembali dengan diiringi memek nya memijit kontol saya dan terasa hangat nikmat dan basah..

saya mencoba memaju mundurkan kontol saya di memeknya dan .. ahh..kak ahh ahh ohh kak ayo kak.. hanya kata-kata itu yang saya dengar dari mulut dia saat kontol saya di dalam memeknya dan memompa memeknya.. ahh ahh kak lu..lu ma..uu ahhhh.. sekita 5 menit saya menggenjot memeknya terasa cairan keawanitaannya dia orgasme ke 2 kalinya ..

saya mencoba diam sebentar dan dia berkata.. ahh kakak nakal, ayoo lagi kak.. dan saya kembali menggenjot memeknya sampai dia orgasme lagi dan sekitar 15 menit saya genjot memeknya terasa ada yang mau muntah dari kontol saya dan saya bertanya kepada Fena "Na.. kap..an terakhir kamu haid?" niat saya mau memuntahkan sperma saya di memeknya karena saya belajar jika lbih dari 3 minggu sudah haid kemungkinan kalo sperma masuk pun ga bakalan hamil..

dia menjawab dengan deshanan nikmat nya.. ahhh.. se..minggu la...lu.. ahhh kak.....ahhaa.. mendengar jawaban seperti itu saya tidak mau mengambil resiko dan saat terasa kontol saya mau meledak,, saya cabut kontol saya dari memeknya saya bangkit menuju mukanya dan ahhh ahh ahh ahh ahh muncratlah sperma saya di mukanya sebanyak 5x semprotan yang membuat mukanya seperti maskeran sperma,,

saya pun tersungkur di sebelah dia dan memeluk dia.. "Na makasih ya sayang, kaka sayang sama Fena" saya berkata seperti itu dan dia hanya menjawab "iya kak Fena juga sayang sama kakak" dia mencoba bangkit dan mengambil tisue basah di tasnya dan membesihkan mukanya dengan keadaan masih telanjang dan saya bangkit untuk memakai baju kaos dan celana saya lalu saya membantu dia memakai pakaian seragam pramukanya dan saya pegang bra nya saya liat size nya yakni 34b dan itulah sebabnya saya tahu ukuran bra dia..

setelah dia berpakaian saya mencoba mencium bibirnya kembali.. dan saya lihat sudah puluk 15.30 tidak terasa saya bermain dengan dia sudah hampir sore dan kita berdua pun pergi menuju parkiran dia menghampiri motor matic nya dan dia berkata "kak Fena duluan pulang ya sudah sore, makasih ya kak" saya hanya tersenyum untuk menjawab perkataan dia dan saya pun berjalan pulang ke rumah saya yang dekat dengan sekolah.

Monday, May 15, 2017

Cerita Sex Ngentot Pas Hujan

Kisah ini terjadi ketika aku mash berumur delapanbelas tahun, murid kelas dua sekolah teknik setingkat SMU di sebuah kota kabupaten di S

Namaku Didit. Aku lahir di satu keluarga pegawai perkebunan yang memiliki lima orang anak yang semua laki-laki. Yang tertua adalah aku. Dan ini menjadi akar masalah pada kehidupan remajaku. Jarang bergaul dengan perempuan selain ibuku, akupun jadi canggung kalau berdekatan dengan perempuan. Maklumlah di sekolahku umumnya juga cowok semua, jarang perempuan.

Selain itu aku merasa rendahdiri dengan penampilan diriku di hadapan perempuan. Aku tinggi kurus dan hitam, jauh dari ciri-ciri pemuda ganteng. Wajahku jelek dengan tulang rahang bersegi. Karena tampangku yang mirip keling, teman-temanku memanggil aku Pele, karena aku suka main sepakbola.

Tapi sekalipun aku jelek dan hitam, otakku cukup encer. Pelajaran ilmu pasti dan fisika tidak terlalu sulit bagiku. Dan juga aku jagoan di lapangan sepakbola. Posisiku adalah kiri luar. Jika bola sudah tiba di kakiku penonton akan bersorak-sorai karena itu berarti bola sudah sukar direbut dan tak akan ada yang berani nekad main keras karena kalau sampai beradu tulang kering, biasanya merekalah yang jatuh meringkuk kesakitan sementara aku tidak merasa apa-apa. Dan kalau sudah demikian lawan akan menarik kekuatan ke sekitar kotak penalti membuat pertahanan berlapis, agar gawang mereka jangan sampai bobol oleh tembakanku atau umpan yang kusodorkan. Hanya itulah yang bisa kubanggakan, tak ada yang lain.

Tampang jelek muka bersegi, tinggi kurus dan hitam ini sangat mengganggu aku, karena aku sebenarnya ingin sekali punya pacar. Bukan pacar sembarang pacar, tetapi pacar yang cantik dan seksi, yang mau diremas-remas, dicipoki dan dipeluk-peluk, bahkan kalau bisa lebih jauh lagi dari itu. Dan ini masalahnya. Kotaku itu adalah kota yang masih kolot, apalagi di lingkungan tempat aku tinggal. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang sedikit mencolok menjadi sorotan tajam masyarakat. Dan jadi bahan gunjingan ibu-ibu antar tetangga.

Oh ya mungkin ada yang bertanya mengapa kok soal punya pacar atau tidak punya pacar saja begitu penting. Ya itulah. Rahasianya aku ini punya nafsu syahwat besar sekali. Entahlah, barangkali aku ini seorang *********. Melihat ayam atau ****** main saja, aku bisa tegang. Setiap pagi penisku keras seperti kayu sehingga harus dikocok sampai muncrat dulu baru berkurang kerasnya. Dan kalau muncrat bukan main banyaknya yang keluar. Mungkin karena ukuranku yang lebih panjang dari ukuran rata-rata. Dan saban melihat perempuan cantik syahwatku naik ke kepala. Apalagi kalau kelihatan paha. Aku bisa tak mampu berpikir apa-apa lagi kalau gadis dan perempuan cantik itu lewat di depanku. Senjataku langsung tegang kalau melihat dia berjalan berlenggak-lenggok dengan panggul yang berayun ke kiri dan ke kanan. Ngaceng abis kayak siap berlaga.

Dia? Ya dia. Maksudku Lala dan ….. Tante Ratih.

Lala adalah murid salahsatu SMU di kotaku. Kecantikannya jadi buah bibir para cowok lanang seantero kota. Dia tinggal dalam jarak beberapa rumah dari rumahku, jadi tetanggaku juga. Aku sebenarnya ingin sekali seandainya Lala jadi pacarku, tapi mana bisa. Cowok-cowok keren termasuk anak-anak penggede pada ngantri ngapelin dia, mencoba menjadikannya pacar. Hampir semua bawa mobil, kadang mobil dinas bapaknya, mana mampu aku bersaing dengan mereka. terkadang kami berpapasan kalau ada kegiatan RK atau kendurian, tetapi aku tak berani menyapa, dia juga tampaknya tidak tertarik hendak berteguran dengan aku yang muka saja bersegi dan hitam pula. Ya pantaslah, karena cantik dan dikejar-kejar banyak pemuda, bahkan orang berumur juga, dia jadi sombong, mentang-mentang. Atau barangkali itu hanya alasanku saja. Yang benar adalah, aku memang takut sama perempuan cantik. Berdekatan dengan mereka aku gugup, mulutku terkatup gagu dan nafasku sesak. Itu Lala.

Dan ada satu lagi perempuan yang juga membuat aku gelisah jika berada di dekatnya. Tante Ratih. Tante Ratih tinggal persis di sebelah rumahku. Suaminya pemasok yang mendatangkan beberapa bahan kebutuhan perkebunan kelapa sawit. Karena itu dia sering bepergian. Kadang ke Jakarta, Medan dan ke Singapura. Belum lama mereka menjadi tetangga kami. Entahlah orang dari daerah mana suaminya ini. Tapi aku tahu Tante Ratih dari Bandung, dan dia ini wuahh mak … sungguh-sungguh audzubile cantiknya. Wajah cakep. Putih. Bodinya juga bagus, dengan panggul berisi, paha kokoh, meqi tebal dan pinggang ramping. Payudaranya juga indah kenceng serasi dengan bentuk badannya. Pernah di acara pentas terbuka di kampungku kala tujuhbelas agustusan dia menyumbangkan peragaan tari jaipongan. Wah aku betul-betul terpesona.

Dan Tante Ratih ini teman ibuku. Walau umur mereka berselisih barangkali 15 tahun, tapi mereka itu cocok satu sama lain. Kalau bergunjing bisa berjam-jam, maklum saja dia tidak punya anak dan seperti ibuku tidak bekerja, hanya ibu rumahtangga saja. Terkadang ibuku datang ke rumahnya, terkadang dia datang ke rumahku.

Dan satu kebiasaan yang kulihat pada Tante Ratih ini, dia suka duduk di sofa dengan menaikkan sebelah atau kedua kakinya di lengan sofa. Satu kali aku baru pulang dari latihan sepakbola, saat membuka pintu kudapati Tante Ratih lagi bergunjing dengan ibuku. Rupanya dia tidak mengira aku akan masuk, dan cepat-cepat menurunkan sebelah kakinya dari sandaran lengan sofa, tapi aku sudah sempat melihat celah kangkangan kedua pahanya yang putih padat dan celana dalam merah jambu yang membalut ketat meqinya yang bagus cembung. Aku mereguk ludah, kontolku kontak berdiri. Tanpa bicara apapun aku terus ke belakang. Dan sejak itu pemandangan sekilas itu selalu menjadi obsesiku. Setiap melihat Tante Ratih, aku ingat kangkangan paha dan meqi tebal dalam pagutan ketat celana dalamnya.

Oh ya mengenai Tante Ratih yang tak punya anak. Saya mendengar ini terkadang jadi keluh-kesahnya pada ibuku. Aku tak tahu benar mengapa dia dan suaminya tak punya anak, dan entah apa yang dikatakan ibuku mengenai hal itu untuk menghibur dia.

Apalagi? Oh ya, ini yang paling penting yang menjadi asal-muasal cerita. Kalau bukan karena ini barangkali takkan ada cerita hehehhehe …. Tante Ratih ini, dia takut sekali sama setan, tapi anehnya suka nonton film setan di televisi hehehe …. Terkadang dia nonton di rumah kami kalau suaminya lagi ke kota lain untuk urusan bisnesnya. Pulangnya dia takut, lalu ibuku menyuruh aku mengantarnya sampai ke pintu rumahnya.

Dan inilah permulaan cerita.

Pada suatu hari tetangga sebelah kanan rumah Tante Ratih dan suaminya (kami di sebelah kiri) meninggal. Perempuan tua ini pernah bertengkar dengan Tante Ratih karena urusan sepele. Kalau tidak salah karena soal ayam masuk rumah. Sampai si perempuan meninggal karena penyakit bengek, mereka tidak berteguran.

Tetangga itu sudah tiga hari dikubur tak jauh di belakang rumahnya, sewaktu suami Tante Ratih, Om Hendra berangkat ke Singapur untuk urusan bisnes pasokannya. Sepanjang hari setelah suaminya berangkat Tante Ratih uring-uringan sama ibuku di rumahku. Dia takut sekali karena sewaktu masih hidup tetangga itu mengatakan kepada banyak orang bahwa sampai di kuburpun dia tidak akan pernah berbaikan dengan Tante Ratih.

Lanjutannya ketika aku pulang dari latihan sepakbola, ibu memanggilku. Katanya Tante Ratih takut tidur sendirian di rumahnya karena suaminya lagi pergi. Dan pembantunya sudah dua minggu dia berhentikan karena kedapatan mencuri. Sebab itu dia menyuruhku tidur di ruang tamu di sofa Tante Ratih. Mula-mula aku keberatan dan bertanya mengapa bukan salah seorang dari adik-adikku. Kukatakan aku mesti sekolah besok pagi. Yang sebenarnya seperti sudah saya katakan sebelumnya, saya selalu gugup dan tidak tenteram kalau berdekatan dengan Tante Ratih (tapi tentu saja ini tak kukatakan pada ibuku). Kata ibuku adik-adikku yang masih kecil tidak akan membantu membuat Tante Ratih tenteram, lagi pula adik-adikku itupun takut jangan-jangan didatangi arwah tetangga yang sudah mati itu hehehehe.

Lalu malamnya aku pergi ke rumah Tante Ratih lewat pintu belakang. Tante Ratih tampaknya gembira aku datang. Dia mengenakan daster tipis yang membalut ketat badannya yang sintal padat.

“Mari makan malam Dit”, ajaknya membuka tudung makanan yang sudah terhidang di meja.

“Saya sudah makan, Tante,” kataku, tapi Tante Ratih memaksa sehingga akupun makan juga.

“Didit, kamu kok pendiam sekali? Berlainan betul dengan adik-adik dan ibumu”, kata Tante Ratih selagi dia menyendok nasi ke piring.

Aku sulit mencari jawaban karena sebenarnya aku tidak pendiam. Aku tak banyak bicara hanya kalau dekat Tante Ratih saja, atau Lala atau perempuan cantik lainnya. Karena gugup.

“Tapi Tante suka orang pendiam”, sambungnya.

Kami makan tanpa banyak bicara, habis itu kami nonton televisi acara panggung musik pop. Kulihat Tante Ratih berlaku hati-hati agar jangan sampai secara tak sadar menaikkan kakinya ke sofa atau ke lengan sofa. Selesai acara musik kami lanjutkan mengikuti warta berita lalu filem yang sama sekali tidak menarik. Karena itu Tante Ratih mematikan televisi dan mengajak aku berbincang menanyakan sekolahku, kegiatanku sehari-hari dan apakah aku sudah punya pacar atau belum. Aku menjawab singkat-singkat saja seperti orang blo’on. Kelihatannya dia memang ingin mengajak aku terus bercakap-cakap karena takut pergi tidur sendirian ke kamarnya. Namun karena melihat aku menguap, Tante Ratih pergi ke kamar dan kembali membawa bantal, selimut dan sarung. Di rumah aku biasanya memang tidur hanya memakai sarung karena penisku sering tidak mau kompromi. Tertahan celana dalam saja bisa menyebabkan aku merasa tidak enak bahkan kesakitan. Tante Ratih sudah masuk ke kamarnya dan aku baru menanggalkan baju sehingga hanya tinggal singlet dan meloloskan celana blujins dan celana dalamku menggantinya dengan sarung ketika hujan disertai angin kencang terdengar di luar. Aku membaringkan diri di sofa dan menutupi diri dengan selimut wol tebal itu ketika suara angin dan hujan ditingkah gemuruh guntur dan petir sabung menyabung.
Angin juga semakin kencang dan hujan makin deras sehingga rumah itu seperti bergoyang. Dan tiba-tiba listrik mati sehingga semua gelap gulita.

Kudengar suara Tante memanggil di pintu kamarnya.

“Ya, Tante?”

“Tolong temani Tante mencari senter”.

“Dimana Tante?”, aku mendekat meraba-raba dalam gelap ke arah dia.

“Barangkali di laci di dapur. Tante mau ke sana.” Tante baru saja menghabiskan kalimatnya saat tanganku menyentuh tubuhnya yang empuk. Ternyata persis dadanya. Cepat kutarik tanganku.

“Saya kira kita tidak memerlukan senter Tante. Bukankah kita sudah mau tidur? Saya sudah mengantuk sekali.”

“Tante takut tidur dalam gelap Dit”.

“Gimana kalau saya temani Tante supaya tidak takut?”, aku sendiri terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulutku, mungkin karena sudah mengantuk sangat. Tante Ratih diam beberapa saat.

“Di kamar tidur Tante?”, tanyanya.

“Ya saya tidur di bawah”, kataku. “di karpet di lantai.” Seluruh lantai rumahnya memang ditutupi karpet tebal.

“Di tempat tidur Tante saja sekalian asal ….. “

Aku terkesiap. “A … asal apa Tante?”

“Asal kamu jangan bilang sama teman-temanmu, Tante bisa dapat malu besar. Dan juga jangan sekali-kali bilang sama ibumu”.

“Ah buat apa itu saya bilang-bilang? Tidak akan, Tante”. Dalam hati aku melonjak-lonjak kegirangan. Tak kusangka aku bakalan dapat durian runtuh, berkesempatan tidur di samping Tante Ratih yang cantik banget. Siapa tahu aku nanti bisa nyenggol-nyenggol dia sedikit-sedikit.

Meraba-raba seperti orang buta menjaga jangan sampai terantuk ke dinding aku kembali ke sofa mengambil selimut dan bantal, lalu kembali meraba-raba ke arah Tante Ratih di pintu kamarnya. Cahaya kilat dari kisi-kisi di puncak jendela membantu aku menemukan keberadaannya dan dia membimbing aku masuk. Badan kami berantuk saat dia menuntun aku ke tempat tidurnya dalam gelap. Ingin sekali aku merangkul tubuh empuknya tetapi aku takut dia marah. Akhirnya kami berdua berbaring berjajar di tempat tidur. Selama proses itu kami sama menjaga agar tidak terlalu banyak bersentuhan badan. Perasaanku tak karuan. Baru kali inilah aku pernah tidur dengan perempuan bahkan dengan ibuku sendiripun tak pernah. Perempuan cantik dan seksi lagi.

“Kamu itu kurus tapi badanmu kok keras Dit?” bisiknya di sampingku dalam gelap. Aku tak menjawab.

“Seandainya kau tahu betapa ******-ku lebih keras lagi sekarang ini,” kataku dalam hati. Aku berbaring miring membelakangi dia. Lama kami berdiam diri. Kukira dia sudah tidur, yang jelas aku tak bisa tidur. Bahkan mataku yang tadinya berat mengantuk, sekarang terbuka lebar.

“Dit,” kudengar dia memecah keheningan. “Kamu pernah bersetubuh?”

Nafasku sesak dan mereguk ludah.

“Belum Tante, bahkan melihat celana dalam perempuanpun baru sekali.” Wah berani sekali aku.

“Celana dalam Tante?”

“Hmmh”.

“Kamu mau nanggelin Dit?” dalam gelap kudengar dia menahan tawa.

Aku hampir-hampir tak percaya dia mengatakan itu.

“Nanggelin celana dalam Tante?”

“Iya. Tapi jangan dibilangin siapapun.”

Aku diam agak lama.

“Takutnya nanti bilah saya tidak mau kendor Tante”.

“Nanti Tante kendorin”.

“Sama apa?”

“Ya tanggelin dulu. Nanti bilahmu itu tahu sendiri.” Suaranya penuh tantangan.

Dan akupun berbalik, nafsuku menggelegak. Aku tahu inilah kesempatan emas untuk melampiaskan hasrat berahiku yang terpendam pada perempuan cantik-seksi selama bertahun-tahun usia remajaku. Rasanya seperti aku dapat peluang emas di depan gawang lawan dalam satu pertandingan final kejuaraan besar melawan kesebebelasan super kuat, dimana pertandingan bertahan 0-0 sampai menit ke-85. Umpan manis disodorkan penyerang tengah ke arah kiri. Bola menggelinding mendekati kotak penalti. Semua mengejar, kiper terjatuh dan aku tiba lebih dulu. Dengan kekuatan penuh kulepaskan tembakan geledek. GOL! Begitulah rasanya ketika aku tergesa melepas sarungku dan menyerbu menanggalkan celana dalam Tante Ratih. Lalu dalam gelap kuraih kaitan BH dipunggungnya, dia membantuku. Kukucup mulutnya. Kuremas buah dadanya dan tak sabaran lagi kedua kakiku masuk ke celah kedua pahanya. Kukuakkan paha itu, kuselipkan paha kiriku di bawah paha kanannya dan dengan satu tikaman kepala kontolku menerjang tepat akurat ke celah labianya yang basah. Saya tancapkan terus. MASUK!

Aku menyetubuhi Tante Ratih begitu tergesa-gesa. Sambil menusuk liang vaginanya kedua buah dadanya terus kuremas dan kuhisap dan bibirnya kupilin dan kulumat dengan mulutku. Mataku terbeliak saat penisku kumaju-mundurkan, kutarik sampai tinggal hanya kepala lalu kubenam lagi dalam mereguk nikmat sorgawi vaginanya. Kenikmatan yang baru pertama kalinya aku rasakan. Ohhhhh … Ohhhhh ….

Tetapi malangnya aku, barangkali baru delapan kali aku menggenjot, itupun batang kemaluanku baru masuk dua pertiga sewaktu dia muntah-muntah dengan hebat. Spermaku muncrat tumpah ruah dalam lobang kewanitaannya. Dan akupun kolaps. Badanku penuh keringat dan tenagaku rasanya terkuras saat kusadari bahwa aku sudah knocked out. Aku sadar aku sudah keburu habis sementara merasa Tante Ratih masih belum apa-apa, apalagi puas.
Dan tiba-tiba listrik menyala. Tanpa kami sadari rupanya hujan badai sudah reda. Dalam terang kulihat Tante Ratih tersenyum disampingku. Aku malu. Rasanya seperti dia menertawakan aku. Laki-laki loyo. Main beberapa menit saja sudah loyo.

“Lain kali jangan terlampau tergesa-gesa dong sayang”, katanya masih tersenyum. Lalu dia turun dari ranjang. Hanya dengan kimono yang tadinya tidak sempat kulepas dia pergi ke kamar mandi, tentunya hendak cebok membersihkan spermaku yang berlepotan di celah selangkangannya.

Keluar dari kamar mandi kulihat dia ke dapur dan akupun gantian masuk ke kamar mandi membersihkan penis dan pangkal penisku berserta rambutnya yang juga berlepotan sperma. Habis itu aku kembali ke ranjang. Apakah akan ada babak berikutnya? Tanyaku dalam hati. Atau aku disuruh kembali ke sofa karena lampu sudah nyala?

Tante Ratih masuk ke kamar membawa cangkir dan sendok teh yang diberikan padaku.

“Apa ini Tante?”

“Telor mentah dan madu lebah pengganti yang sudah kamu keluarkan banyak tadi”, katanya tersenyum nakal dan kembali ke dapur.

Akupun tersenyum gembira. Rupanya akan ada babak berikutnya. Dua butir telur mentah itu beserta madu lebah campurannya kulahap dan lenyap kedalam perutku dalam waktu singkat. Dan sebentar kemudian Tante kembali membawa gelas berisi air putih.

Dan kami duduk bersisian di pinggir ranjang.

“Enak sekali Tante”, bisikku dekat telinganya.

“Telor mentah dan madu lebah?”, tanyanya.

“Bukan. Meqi Tante enak sekali.”

“Mau lagi?” tanyanya menggoda.

“Iya Tante, mau sekali”, kataku tak sabar dengan melingkarkan tangan di bahunya.

“Tapi yang slow ya Dit? Jangan buru-buru seperti tadi.”

“Iya Tante, janji”.

Dan kamipun melakukannya lagi. Walau di kota kabupaten aku bukannya tidak pernah nonton filem bokep. Ada temanku yang punya kepingan VCD-nya. Dan aku tahu bagaimana foreplay dilakukan. Sekarang aku coba mempraktekkannya sendiri. Mula-mula kucumbu dada Tante Ratih, lalu lehernya. Lalu turun ke pusar lalu kucium dan kujilat ketiaknya, lalu kukulum dan kugigit-gigit pentilnya, lalu jilatanku turun kembali ke bawah seraya tanganku meremas-remas kedua payudaranya. Lalu kujilat belahan vaginanya. Sampai disini Tante Ratih mulai merintih. Kumainkan itilnya dengan ujung lidahku. Tante Ratih mengangkat-angkat panggulnya menahan nikmat. Dan akupun juga sudah tidak tahan lagi. Penisku kembali tegang penuh dan keras seakan berteriak memaki aku dengan marah “Cepatlah *******, jangan berleha-leha lagi”, teriaknya tak sabar. Penis yang hanya memikirkan mau enaknya sendiri saja.

Aku merayap di atas tubuh Tante Ratih. Tangannya membantu menempatkan bonggol kepala penisku tepat di mulut lobang kemaluannya. Dan tanpa menunggu lagi aku menusukkan penisku dan membenamkannya sampai dua pertiga. Lalu kupompa dengan ganas.

“Diiiiiiiit”, rengeknya mereguk nikmat sambil merangkul leher dan punggungku dengan mesra. Rangkulan Tante Ratih membuat aku semakin bersemangat dan terangsang. Pompaanku sekarang lebih kuat dan rengekan Tante Ratih juga semakin manja. Dan kupurukkan seluruh batangku sampai ujung kepada penisku menyentuh sesuatu di dasar rahim Tante. Sentuhan ini menyebabkan Tante menggeliat-geliat memutar panggulnya dengan ganas, meremas dan menghisap kontolku. Reaksi Tante ini menyebabkan aku kehilangan kendali. Aku bobol lagi. Spermaku muncrat tanpa dapat ditahan-tahan lagi. Dan kudengar Tante Ratih merintih kecewa. Kali ini aku keburu knocked out selagi dia hampir saja mencapai orgasme.

“Maafkan Tante”, bisikku di telinganya.

“Tak apa-apa Dit,” katanya mencoba menenangkan aku. Dihapusnya peluh yang meleleh di pelipisku.

“Dit, jangan bilang-bilang siapapun ya sayang? Tante takut sekali kalau ibumu tahu. Dia bakalan marah sekali anaknya Tante makan”, katanya tersenyum masih tersengal-sengal menahan berahi yang belum tuntas penuh. Kontolku berdenyut lagi mendengar ucapan Tante itu, apa memang aku yang dia makan bukannya aku yang memakan dia? Dan aku teringat pada kekalahanku barusan. Ke-lelakian-ku tersinggung. Diam-diam aku bertekad untuk menaklukkannya pada kesempatan berikutnya sehingga tahu rasa, bukan dia yang memakan aku tetapi akulah yang memakan dia.

Aku terbangun pada kokokan ayam pertama. Memang kebiasaanku bangun pagi-pagi sekali. Karena aku perlu belajar. Otakku lebih terbuka mencerna rumus-rumus ilmu pasti dan fisika kalau pagi. Kupandang Tante Ratih yang tergolek miring disampingku. Dia masih tidak ber-celana dalam dan tidak ber-BH. Sebelah kakinya menjulur dari belahan kimono di selangkangannya membentuk segitiga sehingga aku dapat melihat bagian dalam pahanya yang putih padat sampai ke pangkalnya. Ujung jembutnya juga kulihat mengintip dari pangkal pahanya itu dan aku juga bisa melihat sebelah buah dadanya yang tidak tertutup kimono. Aku sudah hendak menerkam mau menikmatinya sekali lagi sewaktu aku merasa desakan mau buang air kecil. Karena itu pelan-pelan aku turun dari ranjang terus ke kamar mandi.

Aku sedang membasuh muka dan kumur-kumur sewaktu Tante Ratih mengetok pintu kamar mandi. Agak kecewa kubukakan pintu dan Tante Ratih memberikan handuk bersih. Dia sodorkan juga gundar gigi baru dan odol.

“Ini Dit, mandi saja disini,” katanya. Barangkali dia kira aku akan pulang ke rumahku untuk mandi? Goblok bener.

Akupun cepat-cepat mandi. Keluar dari kamarmandi dengan sarung dan singlet dan handuk yang membalut tengkuk, kedua pundak dan lengan kulihat Tante Ratih sudah di dapur menyiapkan sarapan.

Ayo sarapan Dit. Tante juga mau mandi dulu,” katanya meninggalkan aku.

Kulihat di meja makan terhidang roti mentega dengan botol madu lebah Australia disampingnya dan semangkok besar cairan kental berbusa. Aku tahu apa itu. Teh telor. Segera saja kuhirup dan rasanya sungguh enak sekali di pagi yang dingin. Saya yakin paling kurang ada dua butir telor mentah yang dikocokkan Tante Ratih dengan pengocok telur disana, lalu dibubuhi susu kental manis cap nona dan bubuk coklat. Lalu cairan teh pekat yang sudah diseduh untuk kemudian dituang dengan air panas sembari terus dikacau dengan sendok. Lezat sekali. Dan dua roti mentega berlapis juga segera lenyap ke perutku. Kumakan habis selagi berdiri. Madu lebahnya kusendok lebih banyak.

Tante tidak lama mandinya dan aku sudah menunggu tak sabar.

Dengan hanya berbalut handuk Tante keluar dari kamar mandi.

“Tante, ini teh telornya masih ada”, kataku.

“Kok tidak kamu habiskan Dit?” tanyanya.

“Tante kan juga memerlukannya” , kataku tersenyum lebar. Dia menerima gelas besar itu sambil tersenyum mengerling lalu menghirupnya.

“Saya kan dapat lagi ya Tante”, tanyaku menggoda. Dia menghirup lagi dari gelas besar itu. “Tapi jangan buru-buru lagi ya?” katanya tersenyum dikulum. Dia menghirup lagi sebelum gelas besar itu dia kembalikan padaku. Dan aku mereguk sisanya sampai habis.

Penuh hasrat aku mengangkat dan memondong Tante Ratih ke kamar tidur.

“Duh, kamu kuat sekali Dit”, pujinya melekapkan wajah di dadaku.

Kubaringkan dia di ranjang, handuk yang membalut tubuh telanjang-nya segera kulepas. Duhhh cantik sekali. Segalanya indah. Wajah, toket, perut, panggul, meqi, paha dan kakinya. Semuanya putih mulus mirip artis filem Jepang.

Semula aku ragu bagaimana memulainya. Apa yang mesti kuserang dulu, karena semuanya menggiurkan. Tapi dia mengambil inisiatif. Dilingkarkannya tangannya ke leherku dan dia dekatkan mulutnya ke mulutku, dan akupun melumat bibir seksinya itu. Dia julurkan lidahnya yang aku hisap-hisap dan perasan airludahnya yang lezat kureguk. Lalu kuciumi seluruh wajah dan lehernya. Lalu kuulangi lagi apa yang aku lakukan padanya tadi malam. Meremas-remas payu daranya, menciumi leher, belakang telinga dan ketiaknya, menghisap dan menggigit sayang pentil susunya. Sementara itu tangan Tante juga liar merangkul punggung, mengusap tengkuk, dan meremas-remas rambutku.

Lalu sesudah puas menjilat buah dada dan mengulum pentilnya, ciumanku turun ke pusar dan terus ke bawah. Seperti kemarin aku kembali menciumi jembut di vaginanya yang tebal seperti martabak Bangka, menjilat klitoris, labia dan tak lupa bagian dalam kedua pahanya yang putih. Lalu aku mengambil posisi seperti tadi malam untuk menungganginya.

Tante menyambut penisku di liang vaginanya dengan gairah. Karena Tante Ratih sudah naik birahi penuh, setiap tusukan penisku menggesek dinding liangnya tidak hanya dinikmati olehku tetapi dinikmati penuh oleh dia juga.

Setiap kali sambil menahan nikmat dia berbisik di telingaku “Jangan buru-buru ya sayang, …….. jangan buru-buru ya sayang.” Dan aku memang berusaha mengendalikan diri menghemat tenaga. Kuingat kata-kata pelatih sepakbola-ku. Kamu itu main dua kali 45 menit, bukannya cuman setengah jam. Karena itu perlu juga latihan lari marathon. Dari pengalaman tadi malam kujaga agar penisku yang memang berukuran lebih panjang dari orang kebanyakan itu jangan sampai terbenam seluruhnya karena akan memancing reaksi liar tak terkendali dari Tante Ratih. Aku bisa bobol lagi. Aku menjaga hanya masuk dua pertiga atau tiga perempat.
Dan kurasakan Tante Ratih juga berusaha mengendalikan diri. Dia hanya menggerakkan panggulnya sekadarnya menyambut kocokan batangku. Kerjasama Tante membantu aku. Untuk lima menit pertama aku menguasai bola dan lapangan sepenuhnya. Kujelajahi sampai dua pertiga lapangan sambil mengarak dan mendrible bola, sementara Tante merapatkan pertahanan menunggu serangan sembari melayani dan menghalau tusukan-tusukanku yang mengarah ke jaring gawangnya. Selama lima menit berikutnya aku semakin meningkatkan tekanan. Terkadang bola kubuang ke belakang , lalu kugiring dengan mengilik ke kiri dan ke kanan, terkadang dengan gerakan berputar. Kulihat Tante mulai kewalahan dengan taktik-ku. Lima menit berikutnya Tante mulai melancarkan serangan balasan. Dia tidak lagi hanya bertahan. Back kiri dan bek kanan bekerjasama dengan gelandang kiri dan gelandang kanan, begitupun kiri luar dan kanan luar bekerjasama membuat gerakan menjepit barisan penyerangku yang membuat mereka kewalahan. Sementara merangkul dan menjepitkan paha dan kakinya ke panggulku Tante Ratih berbisik mesra “jangan buru-buru ya sayang …. jangan tergesa-gesa ya Dit?”. Akupun segera mengendorkan serangan, menahan diri. Dan lima menit lagi berlalu. Lalu aku kembali mengambil inisiatif menjajaki mencari titik lemah pertahanan Tante Ratih. Aku gembira karena aku menguasai permainan dan lima menit lagi berlalu. Tante Ratih semakin tersengal-sengal, rangkulannya di punggung dan kepalaku semakin erat. Dan aku tidak lagi melakukan penjajakan. Aku sudah tahu titik kelemahan pertahanannya. Sebab itu aku masuk ke tahap serangan yang lebih hebat. Penggerebekan di depan gawang. Penisku sudah lebih sering masuk tiga perempat menyentuh dasar liang kenikmatan Tante Ratih. Setiap tersentuh Tante Ratih menggelinjang. Dia pererat rangkulannya dan dengan nafas tersengal dia kejar mulutku dengan mulutnya dan mulut dan lidah kamipun kembali berlumatan dan kerkucupan.

“Dit”, bisiknya. “Punyamu panjang sekali.”

“Memek Tante tebal dan enak sekali”, kataku balas memuji dia. Dan pertempuran sengit dan panas itu berlanjut lima lalu sepuluh menit lagi. Lalu geliat Tante Ratih semakin menggila dan ini menyebabkan aku semakin gila pula memompa. Aku tidak lagi menahan diri. Aku melepaskan kendali syahwat berahiku selepas-lepasnya. Kutusuk dan kuhunjamkan kepala ******-ku sampai ke pangkalnya berkali-kali dan berulang-ulang ke dasar rahimnya sampai akhirnya Tante Ratih tidak sadar menjerit “oooooohhhhhh…” . Aku terkejut, cepat kututup mulutnya dengan tanganku, takut kedengaran orang, apalagi kalau kedengaran oleh ibuku di sebelah. Sekalipun demikian pompaanku yang dahsyat tidak berhenti. Dan saat itulah kurasakan tubuh Tante Ratih berkelojotan sementara mulutnya mengeluarkan suara lolongan yang tertahan oleh tanganku. Dia orgasme hebat sekali.
“Sudah Dit, Tante sudah tidak kuat lagi”, katanya dengan nafas panjang-singkatan setelah mulutnya kulepas dari bekapanku. Kulihat ada keringat di hidung, di kening dan pelipisnya. Wajah itu juga kelihatan letih sekali. Aku memperlambat lalu menghentikan kocokanku. Tapi senjataku masih tertanam mantap di memek tebalnya.

“Enak Tante?”, bisikku.

“Iya enak sekali Dit. Kamu jantan. Sudah ya? Tante capek sekali”, katanya membujuk supaya aku melepaskannya. Tapi mana aku mau? Aku belum keluar, sementara batang kelelakianku yang masih keras perkasa yang masih tertancap dalam di liang kenikmatannya sudah tidak sabaran hendak melanjutkan pertempuran.

“Sebentar lagi ya Tante,” kataku meminta , dan dia mengangguk mengerti. Lalu aku melanjutkan melampiaskan kocokanku yang tadi tertunda. Kusenggamai dia lagi sejadi-jadinya dan berahinya naik kembali, kedua tangannya kembali merangkul dan memiting aku, mulutnya kembali menerkam mulutku. Lalu sepuluh menit kemudian aku tak dapat lagi mencegah air mani-ku menyemprot berkali-kali dengan hebatnya, sementara dia kembali berteriak tertahan dalam lumatan mulut dan lidahku. Liang vaginanya berdenyut-denyut menghisap dan memerah sperma-ku dengan hebatnya seperti tadi. Kakinya melingkar memiting panggul dan pahaku.

Persetubuhan nikmat diantara kami ternyata berulang dan berulang dan berulang dan berulang lagi saban ada kesempatan atau tepatnya peluang yang dimanfaatkan.

Suami Tante Ratih Om Hendra punya hobbi main catur dengan Bapakku. Kalau sudah main catur bisa berjam-jam. Kesempatan itulah yang kami gunakan. Paling mudah kalau mereka main catur di rumahku. Aku datangi terus Tante Ratih yang biasanya berhelah menolak tapi akhirnya mau juga. Aku juga nekad mencoba kalau mereka main catur di rumah Tante Ratih. Dan biasanya dapat juga walau Tante Ratih lebih keras menolaknya mula-mula. Hehe kalau aku tak yakin bakalan dapat juga akhirnya manalah aku akan begitu degil mendesak dan membujuk terus.

Tiga bulan kemudian sesudah peristiwa pertama di kala hujan dan badai itu aku ketakutan sendiri. Tante Ratih yang lama tak kunjung hamil, ternyata hamil. Aku khawatir kalau-kalau bayinya nanti hitam. Kalau hitam tentu bisa gempar. Karena Tante Ratih itu putih. Om Hendra kuning. Lalu kok bayi mereka bisa hitam? Yang hitam itu kan si Didit. Hehehehe … tapi itu cerita lain lagilah.

Friday, May 12, 2017

Cerita Sex Ngentot Guru Berjilbab

Hari itu aku berangkat pagi-pagi ke sekolah. Biasa, mau nyontek PR teman. O,ya aku sekolah di SMA negeri di kota X. sekolah ini termasuk unggulan, namun bukan dalam hal akademisnya melainkan dalam hal ekskulnya. Setiap pulang para siswa terlebih dahulu mengikuti ekskul hingga sore hari. Karena termasuk sekolah baru, guru yang mengajar umumnya masih muda. Mereka rata-rata tidak ada yang berumur lebih dari 35 tahun.
Jam 6 pagi aku sampai di sekolah, segera kucontek PR temanku yang terlebih dahulu datang. Tidak terasa aku mengerjakan PR hingga bel masuk berbunyi. Untungnya PR-ku selesai lebih dulu.

Pelajaran pertama biologi. Aku sih enjoy aja mengikutinya apalagi gurunya manis, masih muda lebih tinggi sedikit dariku dengan berat badan yang ideal, dan berjilbab. Dia baru mulai mengajar 3 hari yang lalu. Kami biasa memanggilnya Bu Fira. Pagi itu Bu Fira datang memakai baju warna hitam dan jilbab dengan warna sama. Dia menggunakan jilbab selengan. Selain mengajar biologi, dia juga menjadi pengurus UKS maklum sekolah kami masih baru minim SDM.

Aku tidak konsen menerima pelajaran karena memperhatikan tubuh Bu Fira. Aku membayangkan apabila Bu Fira yang berjilbab itu telanjang. Tentu merupakan hal yang menarik apabila wanita berjilbab namun tidak berbusana. Selama ini aku hanya bisa mengkhayal bu Fira yang berjilbab telanjang di depanku. Memikirkan hal itu aku jadi ngaceng. Tak terasa pelajaran selesai kulihat jilbabnya melambai-lambai.

Pukul 1 siang
“teeeeeeeeeee………….ttt” bel pulang berbunyi aku segera mempersiapkan diri untuk ikut ekskul. Aku menjadi kapten tim sepak bola di sekolahku. Sehingga harus bertanggung jawab pada ekskul itu. Ekskul yang kuikuti berlangsung mulai jam 2 siang hingga 4 sore.
………………….
Tak terasa sudah jam 4 sore. Semua anggota tim pulang, sedangkan aku masih ada di sekolah untuk membereskan peralatan ekskul. Memasuki sekolah, suasana terasa lain. Jika setiap pagi sangat ramai, keadaan di sore hari berbeda 180 derajat. Koridor yang tadinya ramai kini menjadi sepi.
Aku berjalan menuju gudang untuk meletakkan bola sepak. Pada saat perjalanan kembali aku melewati ruang guru. Kulirik sebentar hanya tinggal tas Bu Fira. Guru lainnya sudah pulang sedangkan dia masih di sekolah. Aku menyempatkan diri mandi di kamar mandi dekat ruang guru. Di sana hanya ada 2 kamar mandi satu untuk pria satu untuk wanita. Namun dindingnya tidak membatasi dengan sempurna, ada sekitar 30 cm celah di atas dinding yang membatasi kamar mandi itu.

Di kamar mandi bajuku tidak segera kulepas. Aku menunggu keringatku mengering. Belum selesai aku menunggu keringatku kering, terdengar suara kamar mandi sebelah terbuka. Aku hanya diam saja karena kupikir bisa mendapat pemandangan bagus. Saat mengintip aku terkejut karena ternyata di sana kulihat Bu Fira, guru berjilbab yang mempunyai wajah manis seperti artis sinetron. Aku lebih terkejut lagi karena bu Fira saat itu sedang berjongkok tanpa mengenakan rok panjangnya. Terlihat roknya berada di gantungan kamar mandi. Saat itu dia memandangi gambar di ponselnya. Aku menduga dia tengah menonton bokep, karena terlihat dia tidak bisa mengendalikan diri dan menggosok-gosok vaginanya. Tak kusangka walaupun berjilbab, Bu Fira sangat bernafsu. Kuabadikan masturbasi bu Fira tersebut dalam ponsel kameraku.
Bu Fira tidak sampai mengerang, mungkin dia malu apabila terdengar orang lain. Walaupun berjilbab namun suka masturbasi ternyata dia masih punya malu.

15 menit setelah Bu Fira muslimah berjilbab yang “alim” itu keluar dari kamar mandi, aku selesai mandi. Kulihat foto hasil jepretanku tadi. Kulihat seeorang wanita manis berjilbab dengan tangan yang berada di vaginanya. Kulihat kakinya putih dan mulus sekali. Aku jadi terangsang melihatnya.
Sengaja kulewati ruang guru, kulihat Bu Fira masih di sana . Segera kuhampiri dia kemudian kuelus-elus jibab hitamnya.
“Ngapain kamu!” dia menggertak
Kutunjukkan fotonya saat bermasturbasi tadi, kulihat dia sangat syok.
“kalo ibu tidak mau melayani saya, foto ini akan kusebar luaskan” ancamku sambil terus mengelus-elus jilbabnya.
Dia hanya terdiam tanpa kata-kata. Kujambak jilbabnya agar dia mengikutiku menuju ruang UKS.
Sesampainya di sana pintu kukunci.
“Ibu meskipun pakai jilbab ternyata libidonya tinggi yah” kataku
Kulihat air matanya hampir keluar. Segera kuperintah Bu Fira untuk mengoral kontolku. Dia menurutiku karena takut gambarnya tersebar. Kuusap-usap jilbab Bu Fira. Air matanya terlihat menetes membasahi jilbabnya. Namun aku tertawa penuh kemenangan sambil mengusap-usap jilbabnya. 15 menit kemudian kurasakan gejolak di penisku, tak mampu menahan lebih lama, spermaku keluar dengan deras. Karena kaget Bu Fira melepas kulumannya sehingga spermaku tidak hanya menodai wajah manisnya namun juga jilbabnya. Kulihat jilbabnya yang semula hitam polos kini ada motif putih karena spermaku. Namun aku belum puas. Kuperintahkan dia melepas semua bajunya namun tetap memakai jilbabnya. Dan aku juga segera melepas bajuku.

“Impianku melihat Bu Fira berjilbab namun tidak berbusana akhirnya terpenuhi”, kataku dalam hati.
Kulihat dugaanku ternyata tidak salah, bu Fira terlihat menantang ketika telanjang tanpa melepas jilbabnya. Dadanya putih montok seolah minta diemut. Segera kuraih dada kanannya dan kukulum dengan rakus.

“ah..ah…ah..” walau kupaksa ternyata Bu Fira menikmatinya. Kulihat wajahnya di balik jilbab ketika sedang horny, hal itu segera membuatku “ON” lagi.
Bu Fira kubaringkan di ranjang dalam UKS dan kuserbu mulut guru berjilbab itu dengan nafsunya. Sekitar 10 menit kulakukan hal itu.
Kemudian kupandangi wajahnya yang masih terbalut jilbab manis sekali. Kemudian kusuruh dia menungging. Segera kutancapkan kontolku ke memeknya, rasanya sempit sekali. Kugenjot tubuh guruku sambil memegangi jilbab hitamnya. Seperti joki yang memacu kuda. Sekitar 20 menit kurasakan kontolku tidak kuat menahan sperma yang akan keluar.
“ah…………” aku berteriak bersamaan dengan keluarnya spermaku dalam memeknya. Setelah keluar semua. Kucopot jilbab guruku untuk membersihkan kontolku dan memeknya dari cairan yang keluar baik dari memeknya maupun dari kontolku. Terlihat rambutnya yang hitam sebahu yang selama ini tersembunyidi balik jilbabnya. Aku sangat terangsang melihatnya, apalagi saat itu Bu Fira terlihat sangat menggairahkan dengan keringat di sekujur tubuhnya.
Setelah aku merasa masih mampu untuk mengocok bu Fira, kuminta dia untuk berbaring telentang. Tanpa membuang waktu segera kutusuk vaginanya. Dia terlihat sangat menikmati permainanku ini. Puas dengan posisi itu, gantian aku yang telentang, kemudian kuminta dia menggenjot kontolku dari atas. Jepitan vaginanya terasa enak sekali. Genjotannya yang liar membuatku tidak bisa bertahan lama. Lima menit kemudian aku memuncratkan spermaku di lubang kenikmatan Bu Fira. Terlihat wajahnya yang manis menunjukkan ekspresi kepuasan.
Sehabis itu kami ngobrol sebentar sambil memakai baju. Aku cukup penasaran mengapa tadi waktu kuentot tidak keluar darah, dari ceritanya aku tahu walau berjilbab,dulu Bu Fira pernah nge-seks dengan pacarnya sebelum pakai jilbab. Setelah itu kami segera keluar sekolah karena takut ketahuan orang lain.
Tak terasa terdengar adzan maghrib Bu Fira kulihat segera menuju tempat parkir dan menutupi jilbabnya yang penuh sperma dengan helm sepeda motor, mungkin dia malu bila ketahuan ada sperma di jilbabnya.

Wednesday, May 10, 2017

Cerita Sex Ngentot Teman Kelas

Ryan, hari ini kita kerja kelompok dirumahku, ya ? ” Rena datang kerumahku” Oke deh, Jam berapa ? ” Tanyaku disertai anggukan
” Hmmm, jam 1 deh, kira-kira sampai jam 5″ Jawabnya disertai senyuman manis akupun menggangguk dengan senyum, Rena emang gadis yang paling cantik di kelasku, wajahnya manis,imut dan cantik tapi tubuhnya sangatlah indah, dengan payudara sedang, kulit putih dan patat berisi, banyak yang benar-benar jatuh cinta padanya, termasuk aku, ataupun orang yang hanya nafsu melihatnya dan menggodanya. Aku sungguh beruntung, Bu Selvi memilihkan kelompokku, aku dan Rena, banyak teman yang iri padaku.

Cerita Ngentot Saat Kerja Kelompok
Setelah pulang sekolah, aku sempat beronani mengingat Rena, lalu aku naik ke mobilku yang dikendarai sopirku.
“Bang nanti pulang jam 5, jangan jemput sebelum jam 5, ya ?”kataku pada sopirku
“Ok deh”
Sampai dirumahnya, aku masuk kerumahnya yang cukup besar, maklum ayah Rena pengusaha sibuk yang dirumah pada malam hari, sementara ibu Rena, Bu alysa, seorang ibu rumah tangga. Saat aku masuk, aku disambut oleh Rena dan ibunya, aku tertegun melihat keduanya, bu Alysa sama cantiknya dengan Rena, umurnya sudah 36 tahun, tapi wajahnya tetap cantik, tubuhnya ramping, payudara agak besar, dan kulit putihnya tak seperti ibu yang sudah memiliki anak, kontolku berdiri keras melihat keduanya. Nafsuku meningkat dratis. Akupun diajak kekamar Rena, sempat aku deg-degan berduaan bersama Rena, tapi nafsuku sangat, aku pun berusaha menahan nafsuku dan membantu Rena mengerjakan pekerjaan yang memang disuruh, kami duduk dimeja berhadapan.
Selama pekerjaan banyak kukeluarkan godaan padanya disertai candaan, membuatnya tersenyum malu dan mukanya memerah, membuatku terpesona padanya, wajahku yang disebut ganteng oleh teman-temanku sering dilirik oleh Rena. Jam 3 pekerjaan kami belum selesai, sedangkan aku meyuruh dijemput jam 5, akupun disuruh menemani Rena dulu, sambil menunggu jemputan.
“Riyan kamu lucu banget ya ?”
“Oh tentu dong” Jawabku bangga
“Tapi kamu juga ganteng”
“Ah kamu juga cantik, kok” jawabku romantis.
Kini kami berpandangan, kuletakkan pada tangan lembutnya di atas meja, lalu aku duduk disebelahnya, kumajukan kepalaku ke kepalanya, dia tampak diam saja, kini kami berciuman romantis, bibirnya terasa hangat, kukulum bibirnya selama  menit, karena sudah bernafsu, kucoba meremas maduranya dengan perlahan dan lembut, saat tanganku  menyentuh payudaranya dengan perlahan dan lembut, dia tampak membiarkan saja, sehingga kami kini berciuman sambil tanganku meremas payudaranya.
Sekitar 5 menit lagi kami melakukan begitu, lalu tiba-tiba pintunya kamar dibuka, segera kulepaskan ciumanku dan kembali seperti tak terjadi apa-apa, sungguh sayang, pikirku dalam hati. Bu Alysa masuk dan berkata
“Rena kamu dipanggil papa dikantor, ada urusan penting” Rena semula menolak, tapi setelah dipaksa, diapun setuju, sementara kini Bu Alysa duduk disebelahku, tanganya diletakkan dipahaku, kontolku mengeras dengan cepat diapun berkata
“Nak Ryan, tadi tante lihat, kok apa yang kamu lakukan sama Rena”
“Hmm, Hmmm” Aku takut dan gugup takut dimarahi
“Gak apa-apa kok tante gak nyalahin kamu, tubuh Rena memang Menggairahkan sih” Aku agak kaget mendengar itu
“Ryan kamu tau gak ? Tante sekarang nafsu nih melihat tadi kalian berciuman dan meremas-remas payudara” Aku pura-pura kebingungan, tapi aku nafsu mendengarny. Kini tanganya yang diletakkan di pahaku mengelus- elus lembut kontolku, sementara dia menuntun tanganku ke payudaranya, lalu dia mengarahkan kepalanya kekepalaku, lalu kami berciuman lembut, tanganku kini mulai meremas payudaranya yang masih kencang, lalu Bu Alysa membuka celanaku sambil aku membuka bajunya, kini kontolku terpampang, dia agak kaget dengan ukuranya, lalu akupun membuka bajunya dan BHnya, payudaranya memiliki puting kecoklatan dan masih kencang, langsung saja dia mengulum kontolku yang mengarah keatas karena kami masih duduk, kulumanya sungguh enak membuatku memejamkan mata sambil meremas payudaranya.
Kini kubuka celananya, lalu CDnya yang sudah basah, terlihatlah vaginanya masih indah meskipun sudah mempunyai dua anak, masih berwarna kemerahan dengan bulu halus yang dicukur rapi, akupun menjilat vaginanya, sangat nikmat dan harum, jilatanku semakin membuatnya vaginanya basah, dia meronta – ronta kegelian dan kenikmatan, kini aku kembali duduk dikursi, Bu Alysa naik ke pangkuanku, dia memaskan vaginanya ke kontolku, lalu kuletakkan tanganku dipinggulnya, kini kontolku sedah masuk divagina Bu Alysa, pertama perlahan lalu semakin cepat, aku menaik turunkan tubuh Bu Alysa dengan cepat, membuat dia memejamkan mata dan vaginanya semakin basah, kurasakan kontoku dipijat oleh otot vaginanya, sangat nikmat sehingga membuatku mendesah kenikmatan, sementara kunaik turunkan tubuh seksinya dengan cepat.
“Ahhhhh, Akkkhhhh, Sssst enak Ryan terus Ahhh” vaginanya mengeluarkan cairan hangat yang membasahi kontolku, lalu kupelankan sedikit karena aku sudah merasakan mau keluar, kuangkat tubuhnya kekursi sebelah, lalu kusodorkan kontolku padanya, dia mengocoknya, lalu keluarlah spermaku yang membasahi mukanya.
“Tante belum puas, Ryan kamu masih ingin gak ?”
“Iya tante” akupun mengangkat tubuhnya kubaringkan kekasur dia membuka lebar kakinya, kuperhatikan vaginanya yang sudah sangat basah, sangat indah
“Ngapain kamu Ryan ? Ayo cepat tancapkan”
“Iya tante” Dia menunt kontolku masuk kedalam vaginanya, setelah masuk, kumaju mundurkan dengan cepat membuatnya mengejang dan mendesah kenikmatan, pijatan vaginanya pada kontolku semakin keras dan nikmat, membuatku memejamkan mata menikmati vaginanya.
“Ahhh, Ehmmm, Akkkkk, Ahhhhh”
Desahan Bu Alysa menambah nafsuku, tubuh dan wajah keringatnya menambah nafsuku membuat di mendesah lebih keras “Akkkhh, Ryan tante mau keluar” vagina Bu Alysa mengeluarkan cairan hangat yang berjumlah banyak, kukeluarkan kontolku dari vaginanya yang tadi memijat nikmat kontolku, lalu kusodorkan padanya, kocokan Bu Alysa sangat enak sehingga 1 menit kemudian spermaku keluar dengan deras lagi, lalu Bu Alysa membersihkanya dengan mulutnya, kami berbaring dengan keadaan telanjang sambil berpelukan.
“Gila tante belum pernah secapek ini Ryan juga belum merasakan senikmat ini” Aku tersenyum mendengarnya, lalu kami segera membersihkan bekas orgasme Bu Alysa dan spermaku lalu kami berpakain kembali lalu melakukan french kiss nafsuku naik lagi ingin aku melanjutkanya di kamar mandi, akupun mengajak Bu Alysa dia setuju lalu kami melakukanya lagi di kamarmandi sampai jam 04.30, Rena pulang kembali kerumah dan kami berbincang-bincang seperti tak terjadi apa-apa.
Sejak kejadian itu aku semakin sering main kerumah Rena dan tentu saja menikmati Bu Alysa ibunya sudah kunikmati sisa anaknya.

Sunday, May 7, 2017

Cerita Sex Ngentot Sepupu

Namaku Rendy ,umurku 21 tahun,aku seorang mahasiswa yang lagi senang senangnya pacaran ..disitu lah saya mengenal pacaran dan selebihnya berpacaran sewajarnya seorang remaja . di suatu pagi hari saya mempunyai seorang saudara yang sudah memiliki seorang suami. Saudara perempuanku seumur dengan ku, dia amat manis putih seksi dan indah sekali tubuhnya. Di esok harinya lagi saya sempat main di tempat saudara perempuanku tinggal. Setelah saya sampai rumah saudara perempuanku tiba-tiba sang suami beranjak untuk pergi berangkat kerja. Di saat saya lagi asik menonton tv ,saat itulah saudaraku beranjak untuk mandi di kamar mandi bagian belakang rumahnya. Di saat iyulah saya mulai penasaran. Di saat dia keluar dari kamr mandinya , secara tidak sengaja saya melihat tubuhnya yang putih mulus dan seksi berbalut handuk yang tebal.

Beberapa menit kemudian saudaraku sedang berganti baju di kamarnya . setelah saya tunggu lama dan akhirnya saya lewat di depan kamarnya .ternyata pintu kamarnya tidak di tutup secara rapat. Disitu saya merasa penasaran .. di situlah saya melihat ternyatalah saudara ku memainkan jarinya sendiri dan memasuknnya di dalam kemaluannya . semkin penasarannya saya lanjut untuk lebih dekat dan berani untuk melihat secara jelas lagi. Semakin jelas melihat saudaraku yang sedang birahi semakin asik juga saat aku menontonnya melihatnya ..

Secara tidak sengaja saya menyenggol sebuah fas bunga dan terjatuh. Akhirnya pun saudarakun melihat saya di saat saya sedang mengintipnya. Saya pun merasa takut. Kemudian saudaraku mendekati ku .sempat dag dig dug jantungku bergetar saat saudara perempuanku mendekatiku.tiba-tiba saudara perempuanku membelaiku menariku ke dalam kamarnya. Dengan sengaja disitulah saudara perempuanku mengajariku bagaimana membelai wanita dan memuaskannya dengan baik.

Disitu juga pun dia mulai membuka baju ku,dan merasakan tubuhku dengan belainnya yang lembut , di situ juga saya merasakan indahnya belaiyan dan birahinya saudara perempuan ku.. tidak lama kemudian dia mulai membuka celanaku , di pegangnya kelaminku dan akupun merasakan lebih enak dan lembut sekali, dan selanjutnya saudara perempuan ku memegang tangan dan menyuruhnya untuk memegang payudaranya. Akupun mulai meremas memegang payudaranya secara lembut dan saudara perempuanku pun merasakannya. Terdengan suara saudara perempuanku saat aku memegang payudaranya uhhh uhhh uhhh saudara perempuanku merasakan indahnya. Akupun tambah penasaran untuk mebelai bagian tubuh selanjutnya.
Tidak lama kemudian akupun berlanjut membelai dan merasakan bagian tubuh bagian bawah saudara perempuanku, uhhh rasanya terasa nikamat sekali, suara lembut saudara perempuanku mulai membuatku lebih penasaran untuk melanjutkan permainan ini, ohhh ohh terdengar suara merdu enak nya .. dan saudara perempuanku berkata ,lanjutkan terus akupun merasakan enak rendy,’ lalu akupun meneruskannya. Bulunya yang lembut ,vaginanya yang mulus terus membuatku menjadi nyaman dan hangat saat aku membelainya.

Lalu akupun berlanjut berbaring dan ingin merasakan saat aku di belai, uhhhh terdengar suara indah dan membuatku lebih ingin menikmati lebih dalam dan lebih luas tubuh saudara perempuanku. Benak ku mulai merasa tegang ,dan akupun mulai ingin memasukkan kedalam lorong hitam saudara perempuanku. Pelan pelan akupun memasukkannya. Ohhhh nikmatnya uhhhh uhhh uhhh  akupun terus memasukkan lebih dalam lagi, uhhh ohhh ohhhh ohhhh . terdengar suara sedikit jeritan dari saudara perempuanku. Oouuhhh…Ooouuuhh nikmatnya Rendy, terus terus akupun merasakan nikamat sekali Rendi??, kata saudara perempuanku.

Lalu aku lebih semangat di saat saudara perempuanku berkata seperti itu. Aku pun terus mendorong benakku menuju lorong hitam saudara perempuanku. Oh ohh ohh ohh ohh duhh nikamt sekali .. Ouhhhh uhhhh uhhhh uhh ihhh ihhh iihh   jeritan saudaraku mulai keras .. dan saudara perempuankku berkata duhh nikmat rendi terusss.. tak lama kemudian akupun merasakan saat spermaku ingin keluar , akupun lebih dan lebih keras untuk memasukkan dan mendorongnya .. ohh ohh ohh uhh uhh  ujar saya ..dan akhirnya di saat spermaku ingin keluar aku pun menarih dan aku keluarkan di payudara saudara perempuanku , dan aku berkata uhhh sunggung indah dan nikmat sayang..lalu saudaraku berkata,, sugguh indah dan nikamat rasanya terima kasih atas servisnya di pagi ini, kapan kapan kita ulangi lagi Rendy. Lalu akupun mejawab ,iyaaa ..cium ke mulut saudara perempuan ku menjadi ucapan perpisahan Terimakasih.. dan akupun mulai memakai pakaianku dan beranjak pulang.

Saturday, May 6, 2017

Cerita Sex Ngentot Hijabers

Sudah lama aku berkenalan dengan Rini seorang perawat di salah satu rumah sakit terkenal di kota S. Orangnya pendiam,tidak banyak omong, namun apabila suah kenal, akan nampak bahwa dia ternyata sangat supel. Dengan jilbab yang menghiasi wajahnya, tubuhnya yang sangat montok tidak banyak menarik perhatian orang. Pernah sekali aku melihat dia memakai baju biasa tanpa jilbab, waktu aku main ke kostnya. wow, ternyata rini sangat sexy. Namun pemandangan itu hanya sebentar saja, karena dia cepat-cepat mengganti baju tidurnya dengan pakaian jilbabnya. Hal itu semakin membuatku ingin menjamah tubuhnya. Namun selalu saja dia bisa menolak. Paling-paling, kami hanya berciuman, namun tidak pernah lebih dari itu.
Siang itu Rini kuajak jalan-jalan ke Penggaron, hutan wisata yang ada di sebelah selatan kota S. Setelah parkir, akupun mencari tempat yang nyaman untuk ngobrol dan strategis buat pacaran. Begitu dapat, kamipun asyik ngobrol ngalor ngidul. Tak sengaja, tanganku asyik mngelus-elus jemarinya di atas pahanya. Rinipun menatapku dengan sayu. Segera kucium bibirnya yang mungil. Rinipun menyambut dengan antusias. Lidahnya dengan lincah memilin lidahku hingga membuatku tersengal-sengal. Kudekap erat tubuhnya, sambil tangan kananku meremas remas pantatnya yang bahenol. Tubuhnyapun bergetar hebat. Pelahan tanganku merayap menyingkapkan rok panjangnya dan ketelusupkan jemariku ke dalam celana dalamnya. ? Mas, jangan ahhh, malu dilihat orang? katanya sembari mencoba mencegah tanganku beraksi lebih lanjut. ?Pindah tempat yuk, yang lebih aman,? ajakku sambil terus mencoba meremas payudaranya. Rini langsung menggelinjang. Terasa buah dadanya yang ranum mulai mengeras, tanda bahwa Rini mulai terangsang hebat. Matanya yang sayu jadi tampak mesum, tanda Rini dilanda rangsangan berahi yang amat dahsyat. Kamipun segera berbenah diri, membetulkan pakaian yang sempat berantakan.
Singkat cerita kami sampai di hotel P. Saat itu, hari sudah gelap. Setelah menyelesaikan urusan pembayaran hotel, kamipun segera masuk ke kamar 122. Sejenak aku dan Rini merasa canggung. Maklum, selama ini nggak pernah ke hotel, apalagi hanya berdua dengan cewek manis. Sebenarnya aku sudah nggak tahan lagi ingin mencium dia lagi, dan tahu sendirilah selanjutnya. Tapi gimana lagi, lha wong Rini hanya diam terpaku. Aku jadi malah takut, jangan-jangan dia menyesal telah mau kuajak nginap di hotel. "Em, lagi mikirin apa? Kok termangu-mangu ?" tanyaku sambil menghampirinya. Rini hanya memandangku sekilas. "Sudahlah, tiduran saja di kasur, aku nanti biar tidur di sofa. Aku janji nggak akan menyentuhmu kecuali kalu Rini pengen," kataku lagi sambil menuju sofa.
Tiba-tiba Rini menangis dan kuberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya, Rini tak menolaknya. Setelah agak tenang kubisiki dia bahwa dia tampak cantik malam ini. Rini tersenyum dan menatapku dalam, lalu memejamkan matanya. Kucium bibirnya, hangat, dia menerimanya. Kucium dia dengan lebih galak dan dia membalasnya, lalu tangannya merangkul pundakku. Kami berciuman dengan penuh nafsu. Kusibakkan jilbabnya yang menutupi lehernya lalu aku turun ke lehernya, Rinipun mendesah ?aaaahh.? Mendengar itu kuberanikan meremas payudaranya yang montok. Rini mendesah lagi, dam menjambak rambutku. Setelah beberapa saat kulepaskan dia. Rini sudah terangsang, kulucuti pakaiannya, kaos dalamnya kulepas, bra-nya, tampaklah gunung kembar yang pas dalam genggaman tanganku, dengan punting merah-coklat cerah yang telah mengeras. Kubasahi telunjukku dan mengelusnya, Rini hanya memjamkan matanya dan menggigit bibirnya. Kulanjutkan melucuti rok panjangnya, dia memakai CD berenda putih transparan sehingga tampak sebagian rambut kemaluannya yang lembab. Sengaja aku tidak melepas jilbabnya, karena Rini tampak lebih sexy dengan hanya memakai jilbab, namun telanjang bulat di bawahnya. Dan WOW, ternyata jembutnya tidak terlalu lebat dan rapi, rambut di sekitas bibir kemaluannya bersih, hanya di bagian atasnya. Dan vaginanya tampak kencang dengan clitoris yang cukup besar dan mulai basah. ?Kamu rajin mencukur ya,? tanyaku. Dengan wajah memerah dia mengiyakan. Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai kukonsentrasikan di puntingnya, kujilati, kutekan bahkan kugigit kecil dengan gigiku, Rini menggelinjang keasyikan, dan mendesah-desah merasakan rangsangan kenikmatan. Tangan kananku mulai memainkan clit-nya, ternyata sudah banjir, kugesek klitorisnya dengan jari tengahku, perlahan-lahan, desahan dan lenguhan makin sering kudengar. Seirama dengan sapuan lidahku di puntingnya, Rini makin terangsang, dia bahkan menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke payudaranya, ?Mas, enakh... banget...enakh...? Desahannya dan lenguhannya. Kira-kira 5 menit dari kumulai, badannya mulai mengejang dan ?Mas... Rini... mo... keluaaaarrr!? Sambil berteriak Rini orgasme, denyutan vagina kurasakan di tangan kananku. Rini kemudian berdiri. ?Sekarang giliranmu,? katanya. Celanaku langsung dilucutinya dan akupun disuruhnya berbaring. Salah satu tangannya memegang kontolku dan yang lain memegang zakarnya, dia mengelusnya dengan lembut ?mmmmhhh...,? desahku. ?Enak ya, Mas.? Akupun mengangguk. Rini mulai menciumi kontolku dan mengelus zakarnya, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan mulutnya. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku, kocokannya sungguh nikmat. Aku heran, sejak kapan dia belajar mengulum dan mengocok kontol lelaki. Nampak dia sudah sangat mahir dalam urusan kocok mengocok kontol laki-laki. ?Belajar darimana Em, kok lincah banget?, tanyaku. ?Hmmm, aku pernah liat BF bareng teman-teman di kantor. Kayaknya enak banget, dan ternyata memang benar,?jawab Rini sambil terus mengulum kontolku. Rini tampak sexy dengan jilbab yang masih terpasang diwajahnya, namun telanjang bulat di bawahnya. Bibirnya yang mungil sibuk melumat habis kontolku.
Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia berhenti. ?Mas, kontolmu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku makin terangsang nich.? Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, dia mau. Vaginanya yang banjir itu tepat diwajahku, merah dan kencang, sedang Rini masih asyik mengocok kontolku. Saat itu aku baru menikmati vagina seorang wanita, aku mulai menjilati vaginanya, harum sekali bau sabun dan bau cairan vagina, dan clitorisnya sampai memerah dan kuhisap cairan yang sudah keluar, tiba tiba dia berteriak saat kuhisap vaginanya keras-keras. "Masss... I lovvve ittt, babbyy", dia menjerit dan aku tahu kalau dia lagi klimaks karena vaginanya sedang kujilat dan saat itulah saat pertama aku rasakan cairan wanita yang asam-asam pahit tapi nikmat.
Setelah dia klimaks, dia bilang dia capai tapi aku nggak peduli karena aku belum selesai dan aku bilang ke dia kalau aku belum puas, saat itulah permainan dilanjutkan. Dia mulai melakukan gaya anjing dan aku mulai memasukkan kontolku ke sela-sela pahanya yang menggiurkan dan aku tarik dorong selama beberapa lama. Baru dijepit pahanya saja, rasanya sudah di awang-awang. Apalagi kalau kontolku bisa masuk ke vaginanya. Beberapa lama kemudian, aku bosan dengan gaya itu, dan kusuruh dia untuk berada di bawahku. Rini memandangku dengan sayu. Segera kukulum puting payudaranya yang tampak mengeras itu, kontan dia melenguh hebat. Ternyata puting payudaranya merupakan titik rangsangnya. Dengan diam-diam aku mulai memasukkan kontolku ke dalam vaginanya yang ternyata sudah basah lagi. Perlahan kumasukkan, terasa sekali denyutan vaginanya.Vaginanya agak susah kumasuki, setelah kontolku masuk kira-kira ?, ada sedikit darah mengalir, ternyata dia perawan batinku, kubisiki dia ?Em, sebentar lagi kau akan merasakan kenikmatan yang sesunguhnya?. Pelahan kugoyang kontolku, maju mundur, keluar masuk ke liang vaginanya. Rintihan kesakitan berubah menjadi desahan kenikmatan. Saat aku berada di atas Rini, kujilati payudaranya yang memerah dan dia menjerit perlahan dan mendesah-desah di telingaku dan membuatku tambah bernafsu dan tanpa pikir panjang-panjang lagi, aku mulai menekannya dengan nafsu dan tentunya kontolku sudah masuk ke dalam vaginanya yang sangat nikmat itu. "Ooohh nikmat sekali rasanya", dia juga menjerit "Ssshh", seperti ular yang sedang mendekati mangsanya. 10 menit kemudian, dia memelukku kuat-kuat dan aku bingung tapi aku juga mengalami perasaan yang aneh karena sepertinya ada yang mau keluar dari kemaluanku, "Mass... aku mauuu keluaarrr" dan aku juga menjawabnya "Em... kayaknya akuu jugaa maauu..." nggak sampai 2 atau 3 menit, badanku dan Rini sama-sama bergetar hebat dan aku merasakan ada yang keluar dari kontolku ke dalam vaginanya dan aku juga merasa ada yang membasahi kontolku dengan amat sangat. Setelah itu, Rini terdiam karena kelelahan dan aku mulai mencium-ciumi bibirnya yang kecil dan mukanya. Aku mulai membelai-belai rambutnya dan karena dia terlalu kelelahan dia tertidur pulas.

Friday, May 5, 2017

Cerita Sex Ngentot Tante Kaya

Tante Esti adalah istri dari teman papaku tapi dia sering bermain kerumah menemui mamaku. Aku yakin kalau usianya saat ini tidak jauh dengan usia mama paling tidak 40 tahun, tapi karena tante Esti pintar menjaga penampilannya maka dia terlihat lebih muda dari umurnya. Dia begitu seksi dan anggunnya, dan dari yang aku lihat dia wanita baik-baik.

Namaku Ilham anak tunggal dari kedua orang tuaku, dan aku sangat dekat dengan mereka. Meskipun masih duduk di kelas 2 SMA tapi aku sudah pernah melakukan adegan dalam cerita ngentot atau semacamnya, dan itu aku lakukan dengan pacarku saat ini yang bernama Wati. Awalnya aku mencoba menghindari hal-hal yang berbau seks, karena seringnya mama mewanti-wanti aku.

Tapi ketika liburan akhir semester tahun lalu aku pergi liburan dengan teman-temanku termasuk Wati. Akhirnya keperjakaan yang selama ini aku jaga, hilang sudah tapi aku tidak pernah menyesali semua itu. karena aku begitu mencintai Wati yang merupakan teman sekelasku, dan hubungan kami sudah berjalan sekitar 2 tahun hingga detik ini tidak sekalipun aku bertengkar serius dengannya.

Apalagi kalau sampai selingkuh darinya, aku rasa itu tidak mungkin. Namun dengan berjalannya waktu akhirnya akupun menghianati Wati, bukan dengan seorang gadis seperti dirinya namun dengan tante Esti, wanita yang berusia sama dengan mamaku dan hal itu akan menjadi rahasia kami berdua. Karena aku tidak mau kalau sampai ketahuan oleh orang lain apalagi mamaku.

Begitupun dengan tante Esti dia berjanji kalau akan merahasiakan hubungannya denganku, karena meskipun dia tidak mempunyai anak namun dia tidak mau kalau sampai bercerai dengan suaminya yang begitu kaya itu. Bahkan aku sendiri mengenal baik Om Panji suami dari tante Esti, yang jelas-jelas menganggap aku sebagai anaknya juga dan tidak jarang dia memberiku sesuatu.

Tapi aku membalasnya dengan perselingkuhanku dengan istrinya, dengan melakukan adegan dalam cerita ngentot. Awalnya aku di ajak tante Esti ke rumahnya karena dia baru datang dari luar negeri, dan mengantarkan oleh-olehnya untuk mama, namun ketika melihatku dia sempat kaget dan berkata ” Aduh.. tante lupa .. kalau tante juga bawa sesuatu untuk kamu…ya sudah nanti kalau tante pulang kamu ngikut ya.. ” katanya.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya, terus duduk di sisi mama ” Tante bawa apaan buat mama.. ” kataku sambil membuka tas dari tante Esti, tapi keburu di rampas sama mama dan berkata ” Sudah itu buat mama buat kamu masih di rumah tante katanya.. ” tante Esti tertawa melihat kami berdua berebut tas itu, akhirnya dia pamit dan akupun mengikutinya.

karena alasan capek dan memang sudah biasa tante Esti menyuruhku untuk membawa mobilnya.  Kamipun mengobrol di dalam mobil, dia bercerita kalau dia begitu senang berada di luar negeri meski suaminya tidak ikut. Karena urusan sibuk dengan pekerjaaannya. namun belum sempat sampai rumahnya, aku melihat Om Panji bersama cewek ABg lagi keluar dari sebuah tempat makan.

Dengan bergandengan mesra mereka menuju mobil Om Panji yang berada di halaman tempat makan tersebut. Sedangkan posisi aku dengan tante Esti tepat berada di jalan raya di depan tempat itu, langsung saja aku membawa mobil dengan melaju agak kencang apalagi aku melihat tante Esti sudah menangis. Aku jadi kasihan melihatnya seperti itu.

Sebelum sampai rumahnya tante bilang ” Ilham bawa tante ke alamat ini.. ” Akupun melihat alamat yang di tujukan tante Esti dan langsung menancapkan gas pergi kesana. Ternyata itu adalah sebuah rumah pribadi milik tante Esti, aku tahu ketika dia mengatakannya begitu kami akan melakukan adegan dalam cerita ngentot yang tidak sempat kami hindari.

Ketika sampai di dalam rumah tersebut tante Esti langsung menangis tersedu-sedu. Bahkan dia sampai sesenggukan dengan hal itu, sampai akhirnya aku mencoba memeluk tubuh tante Esti hendak berniat memberinya semangat,  namun hal itu tidak berlangsung lama. Karena tanpa kami sadari bibir kami sudah saling melumat saat itu, aku sempat menarik kepalaku.

Namun kembali di tarik sama tante ” Jangan tante nanti ada…” Langsung saja dia jawab ” Nggak ada yang tahu kalau ini rumah tante.… ” Mendengar hal itu aku kembali melanjutkan bermain mesum dengan tante Esti apalagi aku sudah ada pengalaman di dalam melakukan adegan dalam cerita ngentot. Langsung saja aku mencium bibir merekah milik tante Esti.

Diapun langsung membalas lumatanku. Bahkan tanpa malu lagi aku menggerayangi tubuh tante yang begitu lembut dan halus, sampai akhirnya tanganku berada di toketnya yang montok beda sekali dengan toket Wati yang hanya pas buat satu tanganku ” Oooggghhh… Ilham.. remas yang keras sayang… aaagggggghhhhh… aaaggghh… ” Aku remas juga toket itu bahkan aku cubit dengan gemasnya.

Saat itu juga aku lihat tante lebih agresif lagi, dia mendorong tubuhku sambil mencari tempat buat merebahkan tubuhku. Dan meja besar diruang tamunya yang menjadi pilihan tante Esti, dengan merebahkan tubuhku lalu dia buka pakaian yang melekat di tubuhku hingga akhirnya aku sudah tidak lagi memakai pakaian sehelaipun. Tante Esti memandangiku.

sambil terus membuka bajunya sendiri, dan tanpa nego lagi dia menindih tubuhkku. Bagai orang yang menduduki sesuatu yang mengganjal dia asyik bergoyang di atas kontolku yang langsung menancap pada memeknya ” Ooouughh.. aaaaghhh.. aaaaghhh.. nik…mat… sayang… aaaaghhhhh…. ” Terus saja tante menggoyang sambil mendesah-desah dan bergelinjangan di atas tubuhku.

Belum pernah aku melakukan posisi begini ketika melakukan cerita ngentot dengan Wati. Nyaris sempurna kenikmatanya, bahkan kini bukan lagi tante yang mendesah tapi aku yang mengerang ” OOouughh….. aaaaghhhh… ooouuuughh… ooouuggh… aaaaaaaggghh.. tante.. Ilham nggak kuat… ” Mungkin karena mendengar kata-kataku tante Esti semakin cepat menggoyang pantatnya.

Hingga akhirnya aku menumpahkan sperma kentalku, karena berada di posisi di bawah tubuh tante Esti akhirnya sperma itu meleleh pada pahanya. Namun tante tidak menampakan kekecewaaanya, dia tetap tersenyum sambil terus mendekap erat tubuhku. Dan akupun terkulai di bawah tubuh tante yang sama-sama terkulai lemas di atas tubuhku yang basah oleh keringat.

Cerita Sex Ngentot Istri Bos.

Hallo kali ini saya akan mengshare cerita sex terbaru....Ok langgsung aja Cekidott

Pengalamanku ini terjadi pada saat aku masih bekerja sebagai penulis di rumahnya. Saya adalah seorang penulis yang bekerja pada seorang agen penulisan, sebutlah nama samara bosku adalah Mahdi. Bosku Mahdi menggunakan salah satu kamar rumahnya untuk dijadikan kantor tempat bawahannya bekerja. Saat ini Mahdi hanya memiliki satu orang bawahan, yaitu saya sendiri.

Pekerja Mahdi yang lain telah keluar karena perlakuan Mahdi yang tidak adil. Mahdi sering kali memotong, bahkan tidak membayar pekerjaan bawahannya. Namun Mahdi tetap tidak belajar dari pengalamannya, Mahdi tetap tidak membayar hasil kerja dari pekerja terakhirnya ini.

Tidak hanya itu, Mahdi memiliki sifat yang suka berselingkuh. Saya sering kali disuruh menginap di rumahnya untuk menyelesaikan banyak pekerjaan yang sering kali tidak dibayar. Sebenarnya, saya sendiri sudah ingin keluar saat itu. Namun, saat itu aku masih memiliki uang di bosku yang tidak bisa kutinggalkan begitu saja.

Setelah sekian banyaknya pekerjaanku yang tidak dibayar, aku mulai berpikir untuk memanfaatkan keadaan. Istri bosku adalah seorang wanita yang cantik, sebutlah namanya Rita. Hampir semua orang yang datang ke rumah Mahdi, datang karena istrinya. Namun, sayang Mahdi adalah tukang selingkuh.

Malam-malam selama aku menginap selalu dipenuhi oleh pertengkaran suami istri di tengah malam. Mahdi biasanya pergi pada pagi atau siang hari dan pulang tengah malam setiap hari. Setelah pulang, Mahdi mulai bertengkar di tengah malam dan mengganggu siapapun yang mendengarnya. Saat malam, istrinya selalu tidur menunggu Mahdi pulang tengah malam.

Pada suatu malam, aku sedang menginap di rumah Mahdi untuk mengeprin beberapa buku. Jam sepuluh malam mahdi belum pulang ke rumah. Aku tahu Mahdi sedang meniduri selingkuhannya atau sedang dalam perjalanan pulang. “Ngapain sih selingkuh? Istri sudah cantik seperti Rita disia-siakan seperti itu, sedang hamil pula!” Pikirku sambil menunggu mesin prin di depanku. Pada saat itu aku tersadar dan berpikir “Benar! Sia-sia sekali istri secantik itu dibiarkan begitu saja! Kukerjai saja dia sebagai ganti upah kerjaku yang tidak Mahdi bayar.” Aku mulai memikirkan rencana untuk megerjai istri Mahdi, bosku sendiri. Aku tahu kalau pintu yang memisahkan tempat kerjaku dan rumah utama telah macet dan tidak bisa dikunci.

Aku bisa mengerjai istri Mahdi dengan bebas, aku hanya perlu berhati-hati saat melakukannya agar tidak ketahuan. Aku berusaha mendengarkan dari balik pintu suara tidur di rumah utama. Setelah yakin bahwa tak ada suara tanda-tanda aktivitas di dalam rumah utama, aku memberanikan diri untuk membuka pintu.

Pintu itu cukup didorong sedikit agar bisa terbuka karena kuncinya sudah rusak. Aku mendorongnya perlahan agar tidak menimbulkan suara keras. Satu desakan lembut, dan pintu tersebut terbuka. Aku mengintip sedikit memastikan bahwa istri Mahdi tertidur pulas.

Matanya tertutup, nafasnya teratur, saatnya bersenang-senang. Aku merangkak dan mendekat perlahan-lahan dengan jantung berdetak keras dan nafas memburu. Rasa takut ketahuan dan terangsang bercampur, sungguh campuran perasaan yang menarik dan menyenangkan.

Setelah dekat, aku memandang tubuh Rita dengan takjub. Kulit putih yang yang tampak sangat halus. Tubuh yang indah dengan wajah yang cantik ini telah membuat banyak pria ingin menidurinya. Perutnya membuncit karena dia sedang hamil lima bulan, “Kejam sekali Mahdi, istri sedang hamil dia malah selingkuh dengan perempuan lain.” kataku dalam hati. “Well kalau Mahdi tidak mau istrinya, sebaiknya untukku saja.” pikirku, lagipula aku selalu penasaran dengan wanita hamil.

Rita tidur dengan posisi membelakangiku dengan kaki terbuka. Baju dasternya yang berwarna biru tua tersingkap hingga memperlihatkan kaki indahnya yang berwarna putih. Celana dalamnya yang berwarna krem terlihat dengan jelas, aku yakin tindakanku ini benar-benar di luar dugaan mereka. Aku menyingkapkan daster Rita untuk melihat tubuhnya lebih banyak lagi.

Terlihatlah seluruh pantat Rita di depan mataku. Pelan-pelan aku mengelusnya dari paha hingga ke pantatnya, agar Rita tidak terbangun. Aku sangat takut Rita tiba-tiba terbangun dan melihat perbuatanku padanya, aku akan berada dalam masalah besar. Aku menciumi pantat Rita dan terkadang menjilatnya sedikit.

Saat aku sedang menikmati pantat Rita, tiba-tiba aku mendengar suara motor mendekat. “Mahdi pulang!” pikirku dengan panic. Aku merapikan daster Rita dan segera kembali ke ruangan tempat kerjaku. Mesin prin masih terus mengeprin buku yang seharusnya aku awasi. Setelah menanyakan pekerjaanku, Mahdi dan Rita kembali melakukan rutinitasnya bertengkar di tengah malam.

Keesokan paginya Mahdi mengizinkan aku untuk pulang sebentar dan tidur dan tidur beberapa jam. Siangnya aku ditelepon untuk datang lagi ke rumah Mahdi dan meneruskan proses mengeprin buku. Tak lama kemudian, Mahdi pergi dengan alasan akan pergi ke beberapa penerbit.

“Padahal tak usah berbohong karena baik aku ataupun istri Mahdi sudah mengetahui Mahdi akan pergi ke tempat selingkuhannya.” pikirku dalam hati. Setelah pertengkaran yang cukup hebat dengan istrinya, pergilah Mahdi dari rumah.

Sekali lagi, seperti biasa, Mahdi meninggalkan istrinya serumah dengan pria lain. Jam setengah sepuluh malam rumah sudah sepi, hanya suara mesin prin yang sedang bekerja. “Saatnya aku beraksi” pikirku sambil menyiapkan kertas yang banyak di mesin prin. Aku mendorong pintu dan masuk ke kamar tidur Rita.

Rita sedang tidur nyenyak dengan pakaian yang tersingkap hingga mencapai dadanya. “Wow! Kemarin aku puas menciumi pantatnya, sekarang ke payudaranya ah!” pikirku. Aku menaikkan dasternya lebih tinggi lagi, hingga seluruh payudaranya terlihat. Aku meremasnya perlahan dan menciuminya.

Kemudian, aku tertarik untuk melihat putting payudaranya. Aku menarik BH Rita ke bawah perlahan-lahan. Aku takut Rita terbangun saat aku sedang melucuti pakaiannya. Ternyata puting Rita sangatlah lucu, mirip dengan puting payudara anak-anak. Puting payudara Rita ukurannya kecil, berwarna coklat gelap, lingkaran sekelilingnyapun tidak besar.

Aku tidak tahan lagi, aku ingin menghisap payudaranya, walaupun aku takut Rita terbangun. Aku membuka mulutku dan bersiap menghisap puting coklat Rita. Mulutku menutup dan puting Rita berada dalam dalam bibirku. Aku berhenti sebentar dan memperhatikan wajah Rita, takut Rita terbangun. Aroma puting Rita sangat wangi, seperti wangi vanilla, kusadari dia sedang hamil dan payudaranya sedikit basah. Kemudian aku menghisapnya perlahan-lahan dan selembut mungkin.

Beberapa lama aku menghisap putting payudara Rita yang wangi dan lezat. Aku mulai lupa diri dan ingin menusukkan penisku ke vagina Rita. Aku kemudia memposisikan tubuhku agar dapat mensetubuhi Rita. Walau aku takut Rita terbangun, aku ingin mencoba terlebih dahulu. Aku menarik celana dalam Rita dari belakang dengan perlahan. Tak lama kemudian aku berhasil melihat belahan pantatnya. Kemudian diikuti dengan lubang pantatnya dan lubang vaginanya.

Lubang pantat Rita berwarna coklat gelap, bergerak-gerak mengikuti irama nafas Rita, Kadang lubang tersebut berkedut-kedut beberapa kali, aku tidak tahu mengapa. Kemudian aku mulai memposisikan tubuhku untuk menyetubuhi Rita. Aku menempelkan kepala penisku ke vagina Rita untuk melihat reaksinya. Rita terlihat masih tidur dan belum terbangun sama sekali, tampaknya Rita kalau sudah tertidur sulit untuk bangun.

Aku menjadi semakin berani untuk menyetubuhi Rita. Aku menekan penisku ke dalam vagina Rita lebih dalam dengan perlahan. Aku sempat merasakan sempitnya vagina Rita dan panas tubuhnya di sekeliling penisku. Namun, tiba-tiba Rita melenguh keras dan menutup kakinya hingga penisku tertarik keluar. Aku kaget setengah mati, kukira Rita akan terbangun dan memergokiku sedang menyetubuhinya. Penampilanku sekarangpun sudah tidak bisadisangkal, dengan penis tegang keluar dari celana. Pakaian Rita-pun sedang dalam posisi hampir terbuka.

Aku segera merapikan pakaian Rita dan pergi dari kamar tidurnya. Kemudian melanjutkan pekerjaanku mengawasi mesin prin. Tak lama kemudian, Mahdi pulang dan menanyakan pekerjaanku. Setelah bertengkar, Mahdi dan Rita tidur, meninggalkan aku sendirian di tempat kerjaku.

Aku mulai berpikir untuk mengerjai Rita dengan lebih cepat dan tidak perlahan-lahan. Terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk berhati-hati dan takut ketahuan. Mahdi keburu pulang dan resiko ketahuan yang besar menjadi pikiranku selama beraksi.

Kemudian aku mendapat ide untuk menggunakan obat tidur. Aku segera mencari di internet untuk membeli obat tidur. Setelah memesan, obat tidur tersebut datang tiga hari kemudian. Aku menyusun rencana untuk menggunakan obat tidur tersebut pada Rita.

Malamnya Mahdi sedang pergi dan Rita sedang menonton televisi di ruang tamu. Kemudian aku segera membuat alasan untuk membuat kopi agar dapat masuk ke rumah utama. Begitu Rita lengah aku memasukkan obat tidur cair ke minumannya dan kedua anaknya yang masih kecil. Aku masuk kembali ke ruang kerjaku. Setelah kutunggun lama suara televisi masih menyala, namun tidak terdengar suara Rita ataupun anak-anaknya.

Aku memberanikan diri untuk masuk dan membuka pintu dengan cara normal. Setelah aku masuk ternyata Rita dan kedua anaknya masih berada di ruang tamu. Rita tertidur di kursi dan anaknya tertidur di lantai masih memegang mainan yang sedang dimainkannya. Aku menggelengkan kepala, tidak percaya bahwa aku akan memperkosa wanita hamil yang sedang tidur.

Aku kemudian menguji apakah Rita sudah sudah benar-benar tertidur atau belum. “Teh Rita, teh Rita bangun” kataku sambil menepuk dan menggoyangkan tubuhnya. Rita tidak juga bangun dan masih tertidur pulas. Untuk meyakinkan aku meremas payudaranya perlahan, kemudian aku meremasnya dengan keras untuk melihat reaksinya. Ternyata Rita tidak juga terbangun, nampaknya obat tidur tersebut benar-benar berfungsi dengan baik.

Kemudian aku menyeret tubuh Rita ke kamar tidurnya. Aku tak punya banyak waktu karena Mahdi akan segera pulang, dan aku tak ingin dia memergokiku sedang memperkosa istrinya. Aku cepat-cepat membuka bajunya dan bajuku sendiri. Kuciumi seluruh badannya dengan penuh nafsu, karena aku tahu kini apapun yang kuperbuat Rita takkan terbangun.

Kuposisikan tubuh Rita dengan posisi terlentang hingga aku bebas menjamah seluruh tubuhnya. Perutnya yang sedang hamil tampak membusung ke atas. Kemudian aku menghisap putting payudaranya, tidak seperti beberapa hari lalu, malam ini aku menghisapnya dengan keras.

Kuremas payudara Rita yang satu lagi, satu kuremas, satu kuhisap terkadang bergantian. Setelah beberapa lama, kurasakan tanganku basah di payudara Rita, dan hanya ada satu penjelasan, ini air susu Rita. Setelah terpana sebentar, aku mulai menjilati air susunya. Ternyata rasanya cukup enak dan wangi. Aku masih belum puas merasakan air susu Rita dan masih ingin terus meminumnya.

Aku menghisap air susu Rita dari putting payudara, kuremas kemudian setelah susunya keluar aku hisap hingga habis, terus seperti itu. Setelah beberapa saat aku tahu teknik untuk mengeluarkan air susunya tanpa harus meremasnya dengan tangan. Setelah aku merasa enek, enek karena air susu yang seharusnya untuk bayi, lucu sekali.

Karena aku merasa sudah cukup puas dengan payudaranya, aku ingin melakukan hal yang lain. Aku melihat bibir Rita yang indah dan jadi sangat ingin menciumnya. Aku mendekatkan wajah dan mencium bibirnya. Rasa mulut Rita jujur saja rasa mi instan, sepertinya di baru makan mi instan.

Aku mengeluarkan penisku dan mendekatkannya ke wajah Rita. Setelah menggosokkannya ke bibir Rita, aku menekan penisku ke dalam mulut Rita. Setelah memasuki mulut Rita aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk. Mulut Rita dipenuhi penisku dan becek karena liurku. Kemudian Rita bergerak secara reflek berusaha mengeluarkan penisku dari mulutnya. “Sayang sekali…” pikirku dalam hati.

Aku mengganti tergetku pada vaginanya, yang belum kusentuh dari tadi. Aku membuka kedua kaki Rita hingga posisinya kini mengangkang, siap dimasuki penisku. Aku tidak ingin melakukannya dengan pelan, aku ingin melakukannya dengan keras dan kasar, toh Rita takkan terbangun kali ini.

Kugosokkan penisku di bibir lubang vagina Rita agar tak meleset saat kumasukkan. Setelah letaknya tepat aku segera bersiap untuk memasukkan penisku ke vagina Rita. Dengan satu hentakan keras, BLESSS aku menusukkan penisku ke dalam vagina Rita sekuat tenaga. Rita tetap diam saja, hanya ekspresi wajahnya yang sedikit mengerut.

Aku mendiamkan sebentar penisku di dalam vagina Rita, mencoba meresapi panas tubuhnya dan gerakan di dalam vaginanya. Vagina Rita seakan bernapas dengan jepitan yang mengeras dan mengendur di sekeliling penisku. Penisku mulai kukeluarkan dan kuhentakkan kembali dengan keras. Aku melakukannya beberapa kali karena setiap kali melakukannya vagina Rita berkedut-kedut di bagian dalam.

Setelah melihat jam, ternyata sudah lewat setengah jam sejak aku mulai bermain dengan tubuh Rita. Aku mulai menggenjot badan Rita dengan cepat dan kuat. PLOK PLOK PLOK PLOK suara paha kami saat bertemu karena genjotanku. Sambil terus kugenjot, aku menciumi seluruh permukaan tubuhnya. Lenguhan-lenguhan kecil keluar dari bibirnya yang indah. Payudara dan seluruh dadanya kujilati, kuremas, dan kuhisap dengan rakus. Perutnya yang membusung kupeluk dan kuciumi pula, aku ingin merasakan dengan jelas kalau aku sedang memperkosa wanita hamil dan berjilbab pula.
Sekarang yang membuatku bingung adalah apakah aku harus mengeluarkan maniku di luar atau di dalam. Setelah hampir setengah jam menggenjot tubuh Rita, aku merasakan maniku sudah siap keluar. Pada saat merasakan sudah mencapai puncaknya, aku memutuskan untuk mengeluarkan maniku di dalam vagina Rita. Kutekan keras penisku ke dalam vagina Rita agar maniku keluar di tempat paling dalam di tubuh Rita.

CROT CROT CROT maniku akhirnya keluar di dalam vagina Rita. Aku dapat merasakan maniku keluar dan membanjiri vagina Rita. “Oh, oh, oh yeah,” kataku tak kuasa menahan nikmat orgasme yang membuat seluruh tubuhku menegang. Setelah kulepaskan penisku dari vagina Rita, air maniku sedikit menetes dari vaginanya.

CROT CROT CROT maniku akhirnya keluar di dalam vagina Rita. Aku dapat merasakan maniku keluar dan membanjiri vagina Rita. “Oh, oh, oh yeah,” kataku tak kuasa menahan nikmat orgasme yang membuat seluruh tubuhku menegang. Setelah kulepaskan penisku dari vagina Rita, air maniku sedikit menetes dari vaginanya.

Aku berpikir, “Bagaimana dengan bayi di dalam rahimnya ya?” karena aku baru saja memasukkan sperma dalam jumlah besar. Aku pernah mendengar kalau seorang wanita akan keguguran kalau diperkosa pada saat mengandung. Tapi kemudian aku berpikir lagi, “Memang aku peduli? Aku rasa tidak! Lebih baik aku teruskan, karena bagaimanapun sudah terlambat menyesal sekarang.”

Setelah tenagaku pulih, aku siap untuk bermain dengan tubuh Rita minimal satu kali lagi. Tubuh Rita kuposisikan agar menungging, karena aku ingin memperkosanya dari belakang. Kunaikkan pantatnya ke atas dan menciumi pantatnya. Pada saat sedang asyik menciumi, aku melibat lubang anusnya. Aku terpana dengan gerakannya yang seakan mengundangku untuk melakukan anal seks padanya. Namun, aku terpaksa harus menolak, karena jika ketahuan ada bekas anal seks, mereka akan curiga.

Kumasukkan sekali lagi penisku ke dalam vagina Rita dari belakang. Setelah posisiku mantap, aku genjot vagina Rita dengan cepat dan kuat. Kini tak hanya terdengar suara paha saja yang terdengar. Kini, suaranya terdengar lebih becek karena banyaknya cairan dalam vagina Rita.

Setelah puas dengan posisi menungging, kuangkat tubuh Rita hingga dia berada dalam posisi mendudukiku. Aku harus terus menahan tubuh Rita agar tak terjatuh. Posisi duduk membuat ukuran perut Rita yang sedang hamil terlihat dengan jelas. Sambil terus merabai tubuhnya dari belakang, aku terus menggenjot tubuh Rita.

Perut dan payudara Rita bergoncang mengikuti gerakan genjotanku. Remasanku pada payudara Rita semakin keras hingga air susunya memercik ke kasur. Namun, posisi duduk cukup membuat pegal karena aku harus menahan berat tubuh Rita. Aku mengganti posisi agar aku dapat kembali menikmati tubuh Rita dengan nyaman.

Kurebahkan tubuh Rita dengan posisi menyamping dan aku di belakangnya. Kuangkat kaki Rita yang kanan dan menyelipkan kaki kananku di antara kaki Rita. Kemudian, kumasukkan penisku kembali ke vagina Rita yang sudah becek karena cairan dari vaginanya.

Kulanjutkan genjotanku pada Rita, sambil menciumi seluruh tubuhnya. Tanganku meremas payudaranya yang indah dengan keras. Puting payudara Rita kupuntir dan kucubit sepuasnya. Setelah beberapa saat aku mulai mencapai puncak kenikmatanku. Aku angkat kaki Rita agar aku dapat menggenjot vaginanya dengan kecepatan maksimal.

Dengan posisi berlutut aku menggenjot vagina Rita dengan kencang. Kuangkat bagian bawah tubuh Rita agar mani yang kukeluarkan langsung masuk dan tak tumpah kemana-mana. Saat mencapai orgasme aku tak kuasa menahan getaran tubuhku. “Oh! Ah! Oh!” aku melenguh karena kenikmatan orgasme yang menguasai tubuhku.

Setelah kucabut penisku, aku tetap mengangkat bagian bawah tubuh Rita agar air maniku tidak keluar dari vagina Rita. Setelah beberapa saat, aku membersihkan tubuh Rita yang penuh air liurku menggunakan kain lapel. Kubersihkan vagina Rita dari air mani yang menetes.

Kurapikan pakaian Rita dan kuposisikan seperti orang yang tidur. Kubaringkan kedua anak Rita di tempat tidurnya. Kemudian aku kembali mengawasi mesin prin yang ternyata kehabisan kertas. Jam setengah satu Mahdi pulang ke rumah dan menanyakan pekerjaanku. Perbedaannya malam itu tak ada pertengkaran karena Rita masih tidur dan Mahdi tidak menyadari apa yang kulakukan pada istrinya.

Kini dengan berbekal obat bius, setiap aku menginap di rumah Mahdi aku selalu memperkosa Rita. Rita dan Mahdi tidak pernah menyadarinya atau tidak perduli aku tidak tahu. Pernah beberapa kali aku memperkosa Rita saat Mahdi sedang tidur di sampingnya. Tentu saja aku harus keluar sebelum ada masalah yang terjadi yang menyebabkanku masuk penjara.

Karena memperkosa Rita sudah mulai membosankan dan tidak menarik lagi, aku memutuskan keluar dari tempat kerja Mahdi. Aku keluar dari tempat kerja Mahdi karena aku sudah muak kerja tanpa dibayar oleh Mahdi. Beberapa bulan kemudian aku mendengar kabar bahwa istri Mahdi telah melahirkan. Saat aku berkunjung ke rumah Mahdi, aku melihat bayi yang tadinya berada dalam kandungan Rita.

Anak Rita ternyata sangat lucu dan sehat tanpa ada cacat sama sekali. Ternyata pemerkosaan yang kulakukan pada Rita sama sekali tidak berpengaruh pada rahim Rita dan kandungannya. Sekarang aku keluar untuk selamanya dari tempat kerja Mahdi karena bosan, sudah tidak ada lagi yang bisa kulakukan di sini.

Ok Gimana Gan Ceritanya Tadi..??
Kalo Ada Kritik Dan saran Tulis Di komen Ea....